CARA EFEKTIF MEMPEROLEH ILMU
✒ Penulis : Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Sindy
📜 MUQODDIMAH
Bagi seorang penuntut ilmu syar'i agar ia bisa memperoleh ilmu,
maka hendaknya ia mengikuti 3 langkah yang harus ia lewati tahapannya, yaitu :
1⃣ Pertama,
Al-Hifzh (Menghafal)
2⃣ Kedua,
Al-'Akhdzu 'anil masyaikh wa Thullabil 'ilmi Al-Kibar (Mengambil ilmu dari guru
& pelajar senior)
3⃣ Ketiga,
Qiro'atul Kutub (Membaca buku-buku Ulama')
Apabila anda ingin menjadi seorang penuntut ilmu sejati maka anda
harus mengikuti ketiga langkah di atas secara bersamaan :
◼ Pertama,
Ilmu itu harus dijaga (dihafalkan)
◼ Kedua,
Anda harus mempelajari pelajaran/materi dibawah bimbingan para ustadz atau penuntut
ilmu (senior) secara verbal (langsung) jika memungkinkan. Namun jika belum memungkinkan, alhamdulillah sudah banyak
perantaraan (kajian) audio melalui web internet atau selainnya. Pelajaran-pelajaran dan ceramah para ustadz
dan ulama' banyak yang tersimpan (di internet) sehingga memungkinkan bagi anda
untuk mengaksesnya (kapan saja dan dimana saja) dari ustadz yang anda inginkan
◼ Ketiga,
Dengan cara membaca dan memilih buku. Hendaknya
anda menetapi sebuah buku membacanya dari awal sampai akhir (hingga selesai)
kemudian baru pindah ke buku lainnya. Demikian seterusnya..
Seorang penuntut ilmu, haruslah mengikuti
ketiga cara ini.
Mengumpulkan ilmu, setidaknya membutuhkan 2
Teknik :
Pertama :
Menghafal
Suatu hal yang sudah maklum bagi anda, bahwa
anda sebenarnya belum butuh untuk mencatat sesuatu apapun di saat menghafal. Tidak ragu lagi, bahwa yang paling utama untuk
dihafalkan adalah Kitabullah. Seorang
penuntut ilmu yang tidak menghafalkan Al-Qur'an maka tidaklah akan sempurna
upayanya di dalam mencari ilmu.
Kedua :
Mencatat Ilmu
Mencatat ilmu, hendaknya diambil dari para
ulama', yaitu mencatat ilmu yang ia peroleh secara langsung (talaqqi) dari para asatidz/asatidzah. Sungguh, saya
nasehatkan kepada anda, agar tidak hanya bersandar kepada hafalanmu saja di
saat tengah duduk menghadiri kajian ilmu, karena hafalan itu dapat berkhianat. Betapa
banyak manusia mengira bahwa ia mampu menghafal ternyata ia pasti lupa. Betapa anda
benar-benar memerlukan untuk mencatat ilmu yang anda peroleh dari para asatidz
tersebut. Semangatlah, saat anda menghadiri suatu kajian atau mendengarkan via
internet, atau selainnya. Semangatlah untuk mencatat di dalam buku catatan anda
bahwa segala yang anda dengar, yang anda rasakan itu bermanfaat atau anda
butuhkan.
Catat dan tulislah! Kemudian ulangi
(muroja'ah) kembali di waktu yang lain hingga anda menghafalnya Tanpa cara ini,
jangan sekali-kali anda mengira bahwa anda telah memetik faidah dari
kajian-kajian tersebut. Yaitu, apabila ada seorang yang menghadiri suatu
kajian, ia duduk dan mendengarkan ceramah, atau mungkin mendengarkan kajian via
internet, kemudian setelah itu ia berdiri dan beranjak pergi, lalu mengatakan,
"Saya tadi hadir di pengajian"
"Saya tadi telah membaca artikel tentang
islam di situs ini dan itu, begitu seterusnya"
Dia memang hadir di kajian, dia memang telah
membaca artikel dan mendengarkan ceramah via internet dan saya berharap kepada
Allah agar membalasnya dengan pahala atas kehadirannya dan kesungguhannya.
Namun, dari segi mengumpulkan dan mengikat ilmu, maka ini bukanlah metodenya
para Ulama' (ahli Ilmu). Metodenya para ulama' adalah, apabila anda duduk di
majelis ilmu, atau anda mendengarkan kajian via internet, fikiran anda juga
harus fokus. Anda harus membawa pena dan buku catatan, lalu anda mencatat. Anda
berupaya dengan sungguh-sungguh agar tidak ada faidah ilmu yang hilang begitu
saja dari (kajian) ustadz tersebut melainkan pasti anda catat. Kemudian setelah
itu, anda berusaha menghafalkan (ilmu dan faidah) yang ada di buku catatan anda
tersebut, dengan cara sering mengulanginya dan membacanya, sehingga ilmu yang
ada di dalamnya menancap kuat di dalam pikiran anda. Seperti inilah seharusnya
penuntut ilmu itu!
📜 Nasihat 📜
Saya nasihatkan anda semoga Allah menjaga
anda, janganlah malas! Jangan sampai setan mendatangi anda lalu menjadikan anda
tidak butuh lagi menulis. Menulis itu hal yang penting. Karena akan datang
suatu hari dimana anda membutuhkan faidah (yang anda tulis) ini. Inilah ilmu
yang langgeng!! Adapun jika anda mengira bahwa anda telah menghafalnya lalu,
anda lakukan cara ini terus menerus dan anda tidak mau mencatat, maka biasanya
ilmu anda akan lenyap.
Seorang penuntut ilmu tidak mungkin bisa
menjadi penuntut ilmu kecuali jika dia concern, mau menelaah dan berhubungan
dengan buku-buku karya ulama'.nMisalnya Riyadhus Shalihin karya Imam An-nawawi,
Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al-Asqalani, Syarah Arba'in an-nawawi karya
Imam An-nawawi rahimahullah, dan lainnya. Membaca buku-buku para ulama' itu
memerlukan teknik membaca yang tepat. Karena itu, anda perlu untuk
berkonsultasi (meminta saran dan nasihat) terlebih dahulu sebelum membaca
(suatu buku).
Hendaknya anda memulai membaca buku yang
paling penting dulu sebelum yang penting. Memulai membaca yang penting baru
yang agak penting. Secara umum, anda tidak akan bisa mengetahui semuanya karena
banyaknya buku dan metode para penulisnya. Anda takkan bisa meraih buku yang
paling tepat bagi anda selama anda masih di dalam tingkatan seperti ini,
melainkan dengan meminta saran dari orang-orang yang lebih dahulu dari anda di
dalam menuntut ilmu.
Berusahalah untuk mencari nasihat (saran dan
masukkan) dari orang-orang yang mendahului anda dalam menuntut ilmu, yaitu dari
mereka yang anda percaya tingkat keilmuan dan akal (pemahamannya) :
◼ Bidang apa yang paling pas saya baca saat
ini?
◼ Buku apa yang paling cocok di dalam bidang
pembahasan tersebut?
◼ Cetakan mana dan tahqiq (penelitian) siapa
yang paling Bagus?
Agar jangan sampai anda menyesal gara-gara
membacanya.
Broadcast by : Grup whatsapp Majelis Syuro'| Meraih surga dengan
ilmu Agama
🌐
https://chat.whatsapp.com/DgzXhjNMmHP0ynnpcuDsaL
***
No comments:
Post a Comment