Showing posts with label Umroh Ramadhan. Show all posts
Showing posts with label Umroh Ramadhan. Show all posts

Tuesday, April 2, 2024

Catatan Pembelajaran dari Al-Haram : Syukur



Catatan (2) : Syukur atas keadaan dan harta

Bersyukur kepada Allah atas rezeki yang kita miliki dan kita harus memahami betul bahwa rezeki itu dari Allah. Mengutip nasihat dari Abi Quraish Shihab mengenai syukur, yaitu :

 "Bersyukur itu menerima yang sedikit dan menganggapnya banyak. Serta mengeluarkan yang banyak dan menganggapnya sedikit." (Abi Qu)*

 

Dalam pandangan saya pribadi, rezeki yang saya terima saat umrah dan sampai saat ini adalah banyak berupa waktu luang dan waktu sehat. Rezeki materi yang saya miliki belum berupa berlian atau uang yang sangat amat banyak di mata manusia. Namun rezeki dalam hal waktu luang yang Allah berikan kepada saya adalah suatu kenikmatan yang pada akhirnya membuat saya bisa belajar lebih banyak. Begitu pula rezeki berupa waktu sehat dari Allah yang menjadi sebab kemampuan untuk beribadah secara fisik dengan lebih lancar.

 

(a) Bersyukur atas keadaan

 

Dalam perjalanan menuju Jeddah, ketika pesawat yang kami tumpangi tawaf terlebih dahulu di langit Medan, pembimbing kami Kyai Syafaat mengimpulkan seperti ini :

 

"Alhamdulillah, kita mendapatkan tambahan waktu di dalam kendaraan tanpa perlu menambah biaya/uang." (Kyai Syafaat)

 

Begitu pula kurang lebih yang beliau sampaikan saat bis yang kami tumpangi terkena macet. Serta ketika bis yang membawa kami mengunjungi padang Afarah berputar-putar lama di jalan raya.

 

Peristiwa dalam kendaraan tadi memberikan saya pembelajaran bahwa mensyukuri apa yang terjadi dalam hal ini melihat sisi baiknya akan membuat kita lebih bisa menerima keadaan.

 

(b) Beryukur atas harta

 

Selanjutnya, mari kita singgung mengenai harta. Untuk berbuat baik tentu saja kita harus memiliki harta benda. Karena harta benda ini bisa membuat kita lebih mudah berbuat kebaikan. Tapi mari kita ingat bersama, hanya harta benda yang membuat kita bersyukur dengan cara bersedekah yang akan menyelamatkan kita. Sedangkan harta yang terlalu kita cintai dan enggan kita sedekahkan atau enggan kita zakatkan akan menjadi sebab pintu neraka dibukakan untuk kita.

 

Perihal harta, saya melihat bahwa selama di Madinah dan Mekkah infrastrukutur kota yang megah berjalan beriringan dengan masyarakatnya yang tentram. Banyak sekali para penziarah yang datang dengan ciri khas mereka yang hidup makmur dan berkecukupan. Akan tetapi juga ada mereka-mereka yang masih berada dalam garis kemisknan yang terus berusaha mencari rezeki diantara ramainya para penziarah dari penjuru dunia. 

 

Lalu dari peristiwa tersebut ada rasa syukur yang harusnya bisa kita terbitkan bersama-sama.

 

Melihat hal itu saya merasa bahwa Allah sangat amat Maha Adil. Dimana keadilan dalam hal ini adalah ketika tetap ada yang miskin diantara yang kaya. Karena ada yang miskin maka saya bisa memiliki alasan untuk bersedekah. Di Masjid Nabawi dan di Masjidil Haram tidak ada yang namanya kotak amal. Kita jamaah biasa ini tidak bisa serta merta menginfakkan harta kita untuk kemakmuran masjid. Tapi kita bisa membagi atau bersedekah kepada mereka para petugas kebersihan yang sedang bekerja dan mereka juga membutuhkan uang itu.

 

Diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Siapakah diantara kalian yang harta ahli warisnya lebih ia cintai daripada hartanya sendiri? Mereka (para shahabat) menjawab: Tidak ada diantara kami kecuali hartanya lebih ia cintai. Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: Sungguh hartanya adalah apa yang telah ia infakkan dan harta ahli warisnya adalah yang ia tinggalkan (tidak diinfakkan)” (HR. Al-Bukhari).**

 

Maka menurut kesimpulan saya pribadi :

Harta yang paling bermanfaat adalah yang menjadi sebab kita bersyukur. 

Kita harus bersyukur terlebih ketika kita bisa membeli akhirat dengan dunia.

 

Malang, 22 Ramadhan 1445 H

  

Thursday, March 21, 2024

Catatan Pembelajaran dari Al-Haram : Sabar


Catatan (1) : Sabar


Kata SABAR ini memang sangat tiada batasannya. Dalam menjalani apapun yang tidak sesuai dengan keinginan, haruslah sabar. Menyikapi keadaan yang membuat hati remuk, haruslah sabar. Menerima ketentuan yang berlaku tapi sangat mengecewakan, haruslah sabar. 


"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah: 153)


Betapa sangat amat jelas perintah Allah untuk menjadikan sabar dan sholat sebagai penolong. Dengan berbagai alasan untuk menyerah dan marah-marah selalu harus ditamengi sabar agar tidak keluar batas. Tentunya, jangan anti untuk diingatkan, ikhlaskan hati untuk mendapatkan pengingat. 


Ya, sabar tanpa teman perjalanan cenderung sulit karena mengingatkan diri sendiri sesungguhnya lebih sulit dibanding mengingatkan orang lain. 


Ada banyak kisah dari perjalanan kali ini yang menuntut rasa sabar. Mari saya sebutkan beberapa. 


>> Ada waktu itu saat dimana hati sempat khawatir (atau mungkin kecewa) karena tidak bisa masuk ke raudah. Percobaan pertama, tidak bisa masuk karena tertinggal teman-teman yang berencana masuk raudah ba'da subuh. Percobaan kedua lewat jalur tasrek, gagal karena ada Prince Saudi yang sedang berkunjung ke Madinah. Betapa terasa risau hati dan fikiran kala itu. Tapi sang mutawif menyemangati bahwasanya setiap jengkal tanah Madinah adalah taman-taman surga. Alhamdulillah, dengan izin dan rahmat Allah, akhirnya di malam terakhir di Madinah, kami mendapatkan sebuah kesempatan (mungkin semacam kompensasi bagi jalur tasrek) untuk masuk ke raudah. 


>> Saat seseorang sudah berihram, ada beberapa larangan yang harus kita patuhi. Ada suatu waktu dimana saya merasa sangat amat jengekel, lelah dan ingin marah-marah. Tapi orang yang ihram tidak boleh marah-marah dan misuh-misuh. Ya Allah, menahan diri untuk tetap taat ternyata berat. Alhamdulillah, dzikir demi dzikir terus menerus diucapkan oleh pembimbing umroh, saya yang mendengarkan lewat earphone harus pula mengikuti dzikir tersebut. Mengenangkan hati, lewat berdzikir kepada Yang Membolak-balikkan Hati adalah jalan terbaik. 


2-11 Ramadhan di Al-Haram 1445 H




Jalan Jauh untuk Pulang


Jalan jauh untuk pulang kepada Sang Pencipta. Sudahkah kita menyiapkan perbekalan yang paling baik dan layak? Sudah layak kah, sudah siap kah kita mempertanggungjawabkan catatan perbuatan kita? 


Ternyata meskipun dunia ini berat, masih lebih berat perjuangan menuju pulang kepada Allah. Bagaimana kita akan mempersembahkan bekal di dunia ini jika niatan berbuat baik masih saja diselubungi oleh harapan dibalas baik oleh manusia itu? Ya Allah... 


Perjalanan di tanah haram ini sesungguhnya mengajarkan kita untuk refleksi iman, akhlak dan niat. Iman kita apakah semakin kokoh dengan adanya bukti nyata napak tilas sejarah Nabi Allah? Akhlak kita apakah terus menerus baik dengan perlakuan manusia lain yang berseberangan dengan sikap kita? Niat kita apakah terus lurus dalam beribadah hanya kepada-Nya? 


Apa yang sesungguhnya kau ingin bawa serta dari perjalanan menuju pulang? Selepas ini akan kau hadapi lagi kenyataan hidup yang kadang penuh drama berserta kesalahannya. Sekuat apa akan kamu istiqomah kan kebaikan yang selama di tanah haram kamu kerjakan? 


Jika kau kembali bermalas-malasan, betapa sangat amat sia-sia perjuangan mu untuk ke tanah haram dan tiada arti pula usaha ibadah selama di tanah haram. Apakah semua kekuatan yang kamu himpun selama ini bisa menggedor pintu hatimu untuk berikrar terus istiqomah dalam kebaikan? Kuatkah kamu menahan hawa nafsu duniawi untuk kemudian ditukar dengan rindu kepada Allah dan Rasulullah? 


Mekkah, 11 Ramadhan 1445 H


 

Wednesday, March 13, 2024

Kisah Saydinna Umar dan Burung Emprit


 




Umroh ini adalah kenikmatan dan anugerah dari Allah. Jadi harus bahagia semuanya agar bisa menjalani anugrah dari Allah dengan sebaik-baiknya. 

Bulan Ramadhan adalah bulan Rahmat. 10 hari pertama adalah hari Allah menurunkan Rahmat-Nya. 10 hari kedua Allah memberikan maghfirah. 10 hari terakhir Allah menyelamatkan kita dari siksa neraka. 

Rasulullah bersabda kepada umat beliau untuk menyayangi makhluk-makhluk Allah, agar kita disayangi oleh Allah dan malaikat Allah. Pada intinya kasih sayang yang kita sebarkan, kita curahkan kepada siapapun, dampak terbesar adalah untuk diri kita sendiri. 

Bersedekah itu manfaat terbesarnya adalah untuk diri kita. Sepertinya kita yang dirugikan, tapi sungguh tidak! Jangan gunakan ilmu matematika dunia dalam bersedekah. Haqul yakin, 1 riyal yang Anda berikan akan diberikan cashback berlimpah oleh Allah. 

Ada sebuah kisah yang menyebutkan bahwa kisah itu dialami Umar ra. Umar ra adalah orang yang menyerahkan seluruhnya yang beliau miliki untuk Islam. Suatu hari, sayidina Umar berjalan-jalan di kota Madinah. Beliau melihat ada anak kecil mepermainkan burung emprit (mungkin diucel-ucel atau semacam ditali). Melihat hal itu, muncul rasa kasihan kepada si burung emprit. 

Umar kemudian membeli burung emprit tadi dari si anak. Setelah memberikan uang kepada si anak, Umar melepaskan burung emprit tersebut. Setelah Umar wafat, ada jumhur ulama yang bermimpi bertemu Sayidina Umar. Ulama itu menanyakan bagaimana kabar Saydina Umar di kubur "Apakah sekarang panjenengan diperlakukan istimewa oleh Allah karena amal-amal panjenengan?". Jawab Sayidina Umar "Alhamdulillah aku mendapatkan maghfirah dari Allah." Ulama bertanya "Apakah maghfirah Allah karena kedermawanan? Karena keadilan panjenengan? Karena panjenengan meninggalkan dunia?"

Sayidina Umar menjawab "Saat kalian meninggalkan aku sendirian di kubur, datang dua malaikat yang menakutkan. Saat itu juga hilang kesadaran saya. Tulang-tulang ku serasa lepas dan malaikat tersebut bermaksud menanyai saya. Tiba-tiba saya mendengarkan suara yang keras sekali dan menyampaikan 'Wahai dua malaikat, jangan takuti Umar, hari ini Aku ampuni dosa-dosa Umar karena Umar semasa hidup pernah memberi kasih sayang kepada burung emprit.' "


Rasa kasih sayang sangat perlu sekali kita tumbuhkan. Semoga kasih sayang kita terhadap makhluk Allah memberikan maghfirah kepada kita. Kita harus yakin bahwa apa yang kita berikan akan Allah kembalikan kepada kita berkali-kali lipat. 

Ps : memaafkan adalah tanda TAKWA

Pelataran Masjid Nabawi, 4 Ramadhan 1445 H

Tuesday, March 12, 2024

Menyusuri Jalan Tandus, Mengingat Rasa Syukur







Aku adalah seorang manusia, tempat berkeluh kesah. Lelah sedikit sambat, kesulitan sedikit curhat. Tapi, dalam perjalanan kali ini ada berbagai hal yang membuat ku tertampar bertubi-tubi. 


Ya Allah, sebesar itu perjuangan Nabi Muhammad beserta para sahabat untuk hijrah dari Mekkah ke Madinah. Rasulullah beserta para sahabat berhijrah dengan bekal takwa kepada Allah. Bermodalkan segala keterbatasan yang beliau-beliau miliki, berdekap teror dari kaum kafir Quraisy. Bahkan Nabi dan sahabat Abu Bakar harus terlebih dahulu bersembunyi dalam gua saat berhijrah. 


Ya Allah, kami sekarang dengan modal rindu kepada Kanjeng Nabi menuju kota Madinah. Difasilitasi bis berkursi empuk dengan pendingin udara yang sangat sejuk. Masih kah tega hati ini mengingkari nikmat dan mengeluh lelah? Betapa tiada bersyukurnya diri ini berkeluh kesah dan sambatan boyoken.


Wahai jasad, wahai tubuh, kuat-kuatlah engkau! Permudah jiwaku merengkuh kebahagiaan hendak berziarah kepada Nabi Muhammad. 


Ya Allah, tolong kami dalam beribadah dengan baik, dalam kondisi badan yang sehat dan kuat. Ya Allah berkahi kami dengan kesadaran penuh bahwa perjuangan ini adalah bentuk dari panggilan memenuhi rindu kepada Nabi-Mu. Permudahkanlah kami menunjukkan mahabbah, menyajikan rasa cinta kepada Nabi Muhammad yang Engkau muliakan. 


Perjalanan dari Jeddah ke Madinah, 2 Ramadhan 1445 H (tiba-tiba sudah 2 Ramadhan, iya, karena di Saudi Arabia 1 Ramadhan mulai tanggal 11 Maret 2024M) 

Monday, March 11, 2024

Catatan di atas Langit Malam





 Di suatu langit yang aku taksir di atas tanah para Nabi. Alhamdulillah, segala syukur dan puji bagi Sang Pengasih atas makanan yang diberikan kepada kami. Makanan ini disediakan oleh para awak pesawat, dan sebagai suatu hadiah dari Nya, kami bisa menikmati dengan kelzatan tiada tara. 


Terasa pesawat ini bermanuver, bergerak dan terasa getarannya. Membawa kami makin jauh dari tanah air. Dalam pesawat ini, masih terus kami haturkan puja dan puji kehadirat Yang Maha Esa. Segenap doa kami haturkan semoga kami sampai tujuan dengan selamat. 


Semakin mendekati waktu landing, semakin mendekati tanah tempat Nabi Muhammad berjuang demi agama. Ya Allah, tolong bantu kami menyerap segala hikmah dalam menziarahi makam Nabi. Bila diizinkan, berikan kami kesempatan bersua Nabi Muhammad dalam mimpi kami. Harapan besar untuk mendapatkan syafa'at Nabi Muhammad di hari pembalasan adalah tujuan kami. 


Ya Allah jadikan perjalan ini sebagai sarana muhasabah diri, bukan sebagai ajang pamer sana sini. Ya Allah, jauhkan kami dari rasa jumawa karena diberikan kesempatan ini. Ya Allah dekatkan kami pada rasa syukur, rasa qonaah dan kesadaran untuk bertawaduk atas apa yang Engkau takdirkan kepada kami. 


Do'a baik terus kami haturkan, melayang dan menuju pasti hanya kepada Tuhan Yang Maha Segalanya. Atas segala kesalahan yang telah kami perbuat, kami mohon ampun kepada Engkau wahai Ya Gofur. Atas segala kesalahan yang sedang kami perbuat, kami mohon ampun kepada Engkau Ya Gofur. Atas segala kesalahan yang akan kami perbuat, kami mohon ampun kepada Engkau Ya Gofur. 


***


Saat ini sedang aku ingat ibuku di rumah. Betapa mulianya ibuku tersayang. Do'a-do'a baik ibu yang dilangitkan dengan sepenuh hati, perbuatan-perbuatan baik beliau, menghantarkan ku sejauh ini. Ya Allah, berkahkan kebaikan yang berlimpah serta rezeki yang berkah kepada Ibu dan ayah hamba. 

Aamiin


***


Seluruh nikmat ini, tiada akan pernah terwujud tanpa ada do'a ibu dan limpahan rahmat dari Allah. 


***


02:23 waktu Saudi, pak pilot baru saja mengumumkan pesawat ini berada di ketinggian 38.000 km di atas tanah. Dalam waktu 35 lagi pesawat ini akan sampai di bandara King Abdul Aziz. Mbak pramugari mengumumkan 5 menit lagi telah memasuki area miqot. Ya Allah, betapa besar rahmat Engkau kepada kami. Terima kasih banyak Ya Allah, hanya Engkau yang berkuasa memampukan kami beribadah, tolong ridhoi niat ibadah kami Ya Allah. 

***

03:14 waktu Jeddah, Alhamdulillah. 

Suatu tempat di antara langit malam, 1 Ramadhan 1445 H

Di Atas Langit Medan

 Di atas langit medan, pesawat yang kami tumpangi berputar-putar sembari menanti izin mendarat. Sang pilot menyampaikan bahwa dibutuhkan waktu sekitar satu jam sampai pesawat ini mendapatkan izin mendarat. Ku lihat di luar jendela sana, tampak awan kelabu yang tadinya menyemburatkan jingga senja. 


Terlihat jajaran gedung dan pemukiman di bawah sana. Oh betapa sangat indah dilihat dari atas sini, dari jendela kecil yang ada di pesawat terbang. Aku sebenarnya kehabisan narasi dan sastra untuk mendeskripsikan hal ini. Namun izinkan aku untuk mencoba sekali lagi. 


***


Ya Allah, terima kasih, Engkau sampaikan kami kepada bulan Ramadhan yang mulia ini. Hari pertama bulan suci ini, hamba memohon kepada Engkau segala kebaikan. Hanya kepada Engkau hamba berharap Ya Allah... Tolong kami, lancarkan perjalanan kami, sehatkan badan kami dan izin kan kami sowan kepada Baginda Nabi serta Baitullah... 


***


Malam ini, dalam naungan keberkahan dan rezeki yang dilimpahkan oleh Sang Maha Pemurah... Semua semoga dihaturkan dengan dasar kepasrahan kepada Sang Penguasa Alam Raya. Menanti kendaraan yang akan kami gunakan sebagai sarana untuk sampai tempat tujuan.


Merupakan suatu kebahagiaan yang harus dibangun dengan kesadaran penuh. Terus berusaha bersyukur dan menikmati rasa syukur, mensyukuri rasa nikmat. Tiada lupa mengikhlaskan semua ego yang tak selaras dengan keadaan. 


Dari perjalanan ini, mari belajar banyak hal bersama segala rintangan. Jadikan indah semua kejadian yang telah ditakdirkan. Marilah kita membekukan sejenak ego diri. Terlarut dalam hujan berkah yang dihaturkan oleh para malaikat Allah. 








Bandara Kualanamu Medan, 1 Ramadhan 1445 H

Hari Raya Idul Adha 1446H

 Ibadah haji adalah bentuk kasih sayang dari Allah SWT Mutiara hikmah : Bukti ketaatan seorang hamba kepada Sang Khalik untuk mendatangi-Nya...