Sunday, October 6, 2024

Refleksi (Menjaga Jarak)


Benar adanya kebahagiaan kita tidak bisa disandarkan kepada kebahagiaan orang lain. Seperti itu pula kebahagiaan kita tidak bisa distandarkan dengan kebahagiaan orang lain. 


Manusia selain diri kita, baik itu keluarga sedarah maupun tidak, apalagi teman terlebih kolega tidak bisa menjadi tolak ukur bahagianya kita. Niat yang awalnya baik saja bisa disalah artikan, ditanggapi maupun ditangkap berbeda oleh mereka. 


Seperti halnya kita tidak mau dan risih ketika dipaksa untuk mengikuti standar bahagia mereka. Seperti itu pula kita harus sadar diri untuk tidak melanjutkan perbincangan dengan orang yang tidak sedang dalam satu pandangan. 


Sangat tidak etis, sangat tidak memenuhi norma dan tabu ketika kita sebagai individu menghendaki atau memaksa orang lain untuk selalu sama dengan kita. Manusia ini unik, mereka punya kendali atas diri mereka sendiri. 


Maka kesimpulannya adalah kita harus pandai menjaga jarak. Ada batasan-batasan yang tidak boleh kita langgar. Kita harus mencukupkan diri kita untuk tidak campur tangan terhadap perasaan orang lain. Karena seluruh perasaan manusia memiliki validasinya masing-masing. 


Setiap orang, termasuk diri kita sendiri bisa berbuat salah. Segera jaga jarak ketika merasakan keretakan sebelum menjadi perpecahan. 


Jika kau masih risau dan memikirkan reaksi orang tersebut, memintalah kepada Allah. Semoga Allah berikan kelapangan dan kebahagiaan dalam diri nya. Karena kelapangan dan kebahagiaan dari Allah adalah yang paling sempurna dan paripurna. 

No comments:

Post a Comment

Berdo'a kepada Allah Melalui Kanjeng Nabi Muhammad SAW

 Oleh : KH Syaifuddin Zuhri Tempat : Masjid Al-Azhar Turen Usaha kita yang pendosa ini adalah berusaha dan berdo'a, meminta wasilah kubr...