Tuesday, January 26, 2021

Perihal Fisika dan Matematika


Selepas mengerjakan soal fisika SMA bab Fluida dan kemudian tiba-tiba lompat ngerjakan soal matematika SMA ada satu ide tiba-tiba muncul. Ternyata bagi sebagian siswa, matematika dianggap lebih mudah karena dengan rumus yang lumayan sedikit bisa menyelesaikan beberapa soal kompleks. Dengan skill otak-atik matuk, asalkan memenuhi kaidah aturan dasar dan ditambah improvisasi jawaban bisa ditemui. Beda kalau sama fisika, rumusnya banyak, soalnya bervariasi, beda bab beda rumus, menghafalkan rumusnya juga susah. Makanya banyak yang menyerah gitu aja sama fisika. 

Akupun yang masih juga kesusahan sama fisika merasakan hal yang sama. Harus sabar belajar fisika itu, susah sekali kalau belajar fisika tapi maunya instan. Kalau mau cepet dapat nilai bagus dalam fisika mudah sih, tinggal ngehafalin rumus, benar memasukkan rumus, jawaban ketemu, selesai. Tapi kalau dalam satu paket soal ada banyak soal dengan varian rumus berbeda yang harus digunakan bagaimana? Kemudahan menghafal rumus kan beda sama kemudahan menghafalkan kosa kata. Rumus terdiri dari berbagai variabel dan bila harus menjlentrehkan rumusnya satu-satu ya lelah dong? Belum lagi kalau tidak faham makna fisisnya, alhasil rumus hanya dihafal lalu hilang begitu saja selepas ujian.

Lalu harus bagaimana dong? Matematika perlu skill dan pengalaman, fisika perlu banyak pemahaman mendasar. Keduanya sama-sama ribet dan butuh waktu buat belajar. Kembali lagi, semua hal di dunia ini butuh perjuangan, dan karena manusia itu tempatnya "lupa", maka harus sering-sering "mengingat" kembali. Tapi mana yang sesungguhnya lebih sulit? Matematika atau fisika? Ya mohon maaf, kalau pertanyaan seperti itu akan cenderung dijawab lebih sulit fisika.

Tetapi nyatanya dalam fisika teori (theoritical physics) matematika dan fisika bisa berjalan berdampingan. Saling menyokong satu sama lain, saling menguatkan satu sama lain dan saling membutuhkan. Begitulah memang, ada kalanya dimana kita harus lebih bersabar untuk tahu kenikmatan dari suatu ilmu. Perlahan namun pasti, terus berusaha belajar pasti membuahkan hasil. Kesabaran, ketekunan dan rasa ingin tahu menjadikan pertanyaan terjawab sedikit demi sedikit, lalu membuat pertanyaan lain muncul silih berganti.

Tuesday, December 22, 2020

Apresiasi

 


Dalam riuh redam kenangan yang meminta dikenang

Hati dan jiwa merasakan banyak rasa secara bersamaan

Ada kisah sedih yang pernah singgah menggelayuti hari

Ada kisah bahagia yang tercipta dan menerangi hati

    Waktu berjalan begitu cepat bagi mereka yang telah usai

    Seakan kemarin baru memulai dan sekarang sudah selesai

    Ketika banyak hal telah dituntaskan maka wajar saja beban berkurang

    Kemudian bila menempuh jalan baru maka sudah resiko cobaan bertambah

Karena nyatanya hidup ini adalah tentang perjalanan

Bukan hanya perihal hidup lalu mati dalam kekosongan

Allah menciptakan ruang-waktu untuk kita gunakan, bukan untuk disia-siakan

Maka cara terbaik untuk bersyukur adalah dengan terus berusaha 

    Bila besok jalan yang kita lewati lebih sulit, jangan mudah menyerah

    Bila besok kesempatan yang datang memang terbatas, pastikan semua ditebas tuntas

    Satu hal yang penting, gali terus sumber rezeki dengan benar

    Selalu mendekat kepada Allah agar tidak terlena keadaan

Tuesday, December 15, 2020

Dialektika Senja


Senjaku kali ini ditemani rinai hujan

Senjaku kali ini dihiasi tetes air mata

Amarah berusaha aku redam sekuat tenaga

Segala kecamuk dalam hati aku coba lawan

            Akhirnya aku tergugu di pojok ruangan

            Memeluk lutut, menyerap angin sore yang hampa

            Sungguh aku hanya ingin yakin kalau aku tidak apa

            Tapi hati dan jiwaku nyatanya sedang terluka           

Allah, Allah, Allah

Akhirnya hanya kepada Allah aku berserah

Akhirnya hanya kepada Allah aku meminta

Akhirnya hanya kepada Allah segala muara

            Pergulatan senjaku kali ini semoga bisa aku menangkan

Semoga segala kekhawatiran tidak jadi kenyataan

Segala lelah dan kesah aku sandarkan pada Allah semata

Aku yakin Allah punya jawaban terbaik atas segala tanya

Saturday, December 12, 2020

Membasuh Luka, Menyemai Semangat

 


Memori adalah hadiah dari waktu yang berlalu

Kadang perih mengenang lagi luka dari masa lalu

Tapi itu perlu, agar kita bisa mengingat kembali perjuangan kala itu

Kadang terlena mengingat kebahagiaan yang pernah tertoreh waktu itu

Tapi itu perlu, agar kita bisa mensyukuri kebahagiaan akan saat itu


Membasuh luka, menyemai semangat, tidak mudah memang

Tapi kita perlu luka untuk menyadari sekuat apa kita bisa bertahan

Berusaha terus memperbaharui niat dalam hidup yang kita perjuangkan

Mengobati diri dari kekecewaan dan kekalahan, tidak mudah memang

Tapi kita butuh terjatuh agar bisa kuat dan berdiri kokoh dan tegap


Terus bersyukur atas yang kita miliki, atas yang diberikan kepada kita

Terus berusaha yang terbaik untuk mengokohkan diri dan memperkuat usaha

Terus meminta dan bergantung yang terbaik kepada Sang Pemilik Alam Raya

Bila sekarang masih belum bisa menyelesaikan, maka cobalah lagi sampai bisa

Bila sekarang ingin menyerah, ingat lagi semangat awal saat memulai pekerjaan


Belajar dari Perjalan Hidup Ratu Catur dari Mini Series "The Queen's Gambit"

 Sebuah mini series dari Netflix bergenre fiksi-biografi yang diangkat dari novel berjudul sama yaitu The Queen's Gambit. Menarik perhatianku karena ini adalah kisah dari sang Grandmaster catur yang mana dia seorang perempuan, yatim dan masih sangat muda. Menjadi sebuah tantangan karena aku mencoba memahami keseluruhan series ini dalam subtitle berbahasa inggris.

Poster Film


Tokoh utama dalam kisah ini adalah Elizabeth Harmon, panggilannya Beth. Episode pertama dimulai dengan Beth yang kehilangan ibunya yang mati bunuh diri dengan menabrakkan mobilnya ke truk. Beth yang masih berumur sekitar sembilan tahun tersebut kemudian masuk ke panti asuhan. Beth yang memang aslinya pendiam, semakin pendiam dan menutup diri ketika berada di panti asuhan. Hanya ada satu teman Beth, dia bernama Jolene. Saat siang hari setiap anak diberikan satu pil vitamin dan satu pil obat penenang, nah dari sini Beth disarankan oleh Jolene untuk meminum pil penenang tersebut sebelum tidur agar bisa mendapat "efek" yang lebih baik. 

Hari di panti asuhan Beth lewati dengan kebosanan, sampai dia bertemu dengan Mr Shaibel (seorang penjaga panti asuhan) yang sedang bermain catur seorang diri di basement panti asuhan. Beth ingin bermain catur, tetapi serta-merta ditolak oleh Mr Shaibel, karena catur adalah permainan untuk pria dewasa, bukan untuk anak kecil apalagi seorang perempuan. Tapi Beth sangat kekeh dan sangat ingin bermain catur, kemudian Mr Shabiel mengizinkan Beth bermain, dan seperti dugaan hanya dengan beberapa gerakan Beth kalah. Beth adalah anak yang pendiam memang, tapi saat dia menginginkan sesuatu dia akan berusaha untuk mendapatkannya. Dia berlatih sendiri, membayangkan papan catur ada di langit-langit kamar dan bermain catur dalam imajinasinya. Akhirnya Beth mampu mengalahkan Mr Shaibel, kemudian Beth diberikan sebuah buku tentang Catur moderen, bukunya tebal dan langsung dilahap habis oleh Beth.

Kemudian Mr Shaibel mengundang guru catur dari SMA setempat untuk melihat kemampuan bermain Beth. Guru tersebut sangat terkesan dan mengajak Beth untuk bermain simultan (bermain melawan beberapa orang sekaligus) di SMA, dan Beth memperoleh izin dari ketua panti asuhan. Oh iya, ada satu hal buruk yang dilakukan Beth, yaitu dia sudah mulai kecanduan dengan pil penenang yang dia kumpulkan dan dia minum sebelum memainkan catur dalam imajinasinya. Beberapa hari sebelum dia berangkat ke SMA untuk bermain catur simultan dia tidak lagi mendapatkan jatah pil penenang. Saat hendak berangkat ke SMA Joline memberinya dua pil penenang, dan itu memang membantu Beth dalam mengalahkan kedua belas siswa SMA dalam permainan catur simultan.

Beth sangat senang dan menceritakan kemenangannya dengan sangat semangat kepada Mr Shaibel. Sayangnya dia telah kecanduan pil penenang untuk memberikan dia adrenalin dalam memainkan catur. Beth pun nekad mencuri setoples besar obat penenang dari ruangan farmasi dan naasnya Beth tertangkap basah. Sejak itu Beth tidak diperbolehkan pihak panti asuhan untuk meminum obat penenang dan bermain catur. Enam tahun berlalu, Beth remaja diadopsi oleh keluarga Wheatly, dia pindah ke rumah yang besar, dia punya kamar sendiri dan dia juga pindah sekolah. Di SMA barunya Beth dirundung karena pakaiannya yang kuno, mantan anak panti asuhan dan pendiam. Di SMA barunya dia juga tidak memiliki teman, tidak ada klub catur, dia hanya bisa membaca buku biografi pencatur profesional dari perpustakaan sekolah. Saat berbelanja di mall Beth sangat ingin membeli papan catur, tapi ibu angkatnya tidak memberikan dia uang dan meminta Beth menabung sendiri.

Ternyata rumah tangga keluarga Wheatly retak dan berada di ujung tanduk, Mr Wheatly keluar dari rumah dan tidak kunjung pulang, Mrs Wheatly semakin menjadi pendiam dan sangat cuek kepada Beth, dan Mrs Wheatly juga sedikit sakit-sakitan. Hal ini semakin membuat Beth rindu dengan catur, dia ingin mengikuti turnamen catur tingkat distrik. Karena Beth tidak memiliki uang, Mrs Wheatly juga tidak peduli dengan permintaan Beth tentang catur, Beth mengirim surat kepada Mr Shaibel untuk meminjam uang pendaftaran turnamen bernilai 5 dolar, dia berjanji mengembalikan 10 dolar apapun hadiah yang dia peroleh. Beth mendapatkan uang itu dan langsung mendaftarkan diri. Beth sangat diremehkan saat pendaftaran, dia tidak memiliki pengalaman apapun dalam turnamen, sehingga dia ditempatkan diurutan paling bawah, melawan perempuan juga. Tapi hanya dalam beberapa menit Beth mampu mengalahkan lawan mainnya itu.

Babak demi babak Beth lewati dengan sangat epik, dia memenangkan seluruh pertandingan penyisihan. Di babak semifinal dia bertemu Townes, orang yang menghargainya sejak pertama kali bertemu dan mengakui kehebatan Beth saat Beth mampu mengalahkan Townes. Beberapa hari sebelum final Mrs Wheatly mendapatkan kabar bahwa dia telah diceriakan oleh Mr Wheatly, dia tidak lagi mendapatkan nafkah, tapi dia juga enggan berpisah dengan Beth. Mrs Wheatly bilang bahwa dia mungkin gagal menjadi istri, tapi dia ingin mencoba menjadi ibu yang lebih baik untuk Beth. Hal ini membuat Beth semakin bersemangat memenangkan Turnamen distrik. Oh iya, tentang pil penenang Beth kembali kecanduan, karena Mrs Wheatly ternyata membeli pil tersebut untuk membantu menyembuhkan penyakitnya, Beth mengambil setengah obat tersebut saat perjalan pulang dari apotik. Hari pertandingan final tiba, Beth kesulitan mengalahkan Harry sang juara distrik, Beth sempat berhenti di tengah permainan untuk meminum pil penenangnya, dan akhirnya Beth mampu mengalahkan Harry.

Beth membawa pulang hadiah uang senilai 100 dolar, dari sinilah Mrs Wheatly mendukung Beth bertanding catur. Mrs Wheatly membantu Beth untuk izin dan mengikuti turnamen di luar kota, dan Mrs Wheatly pun menjadi manager Beth. Pertandingan demi pertandingan dimenangkan oleh Beth, Beth bertumbuh menjadi pecatur profesional yang hebat.
***bersambung

sumber gambar: https://en.wikipedia.org/wiki/The_Queen%27s_Gambit_(miniseries)

 Apa yang aku suka dari series ini?
- Series ini ringan, cerita mengalir apa adanya, nggak terlalu banyak neko-neko dan berfokus pada kehidupan sehari-hari Beth. Belajar banyak dari Beth, sudah yatim sedari kecil, sering diremehkan, sering diabaikan dan sering sendirian, tapi dia bisa menemukan dunianya sendiri, menemukan ikigainya dalam permainan catur. Salut dengan karakter Beth yang mampu mengubah kekurangan yang dia miliki menjadi suatu kekuatan yang tiada tanding. 
- Terkesan dengan akting yang dibawakan Anya Taylor-Joy, dia bisa menggambarkan dengan epik seorang Beth yang bertumbuh dan mendewasa dari umur 15 sampai umur sekitar 24 tahun.
- Terkesan dengan karakter Beth yang mandiri, tangguh dan tentunya sangat tekun dalam menjadikan catur sebagai ikigai dan jalan hidupnya.
- Aku suka dengan kekeluargaan yang diusung dalam series ini, apalagi di bagian akhir series, kekeluargaannya sangat terasa.

Pelajaran apa yang aku dapatkan dari series ini?
- Sayangilah keluarga kita dengan sebaik mungkin sebelum kita kehilangan mereka selamanya.
- Hargai setiap waktu dengan baik, terutama waktu mudamu, ketika kamu mendedikasihkan hidupmu pada jalan yang baik maka lakukan itu sebaik mungkin, seprofesional mungkin.
- Hargai pertemanan dengan baik, jangan terlalu tertutup, ingatlah bahwa dunia ini adalah tentang bagaimana kita menghargai ketulusan orang lain, ingat untuk berterima kasih.
- Dalam berteman juga jangan lupa tetap berhati-hati, jangan sampai teman yang salah dan tidak sejalan pemikirannya dengan kita membuat kita terjerumus dalam penyesalan.
- Anggaplah orang lawan sebagai musuh dalam suatu permaian, tapi saat kita telah dikalahkan hargai kemenangan musuhmu itu dan berusahalah menjadi teman bagi musuhmu bila telah ada diluar arena.
- Keluarga adalah mereka yang selalu ada dan mau membantu saat kita membutuhkan dan begitupun sebaliknya, kita ada dan mau menolong saat mereka membutuhkan kita.
- Bila kita mengiginkan sesuatu, perjuangkalah dan tekunilah sesuatu tersebut, harus keseluruhan diri kita masuk kedalamnya, memfokuskan waktu kita untuk menekuninya, jangan setengah-setengah.



Saturday, April 25, 2020

Menjaga Diri dari Pengaruh Duniawi


Menjadi kaya, memiliki ilmu yang luas, menempati jabatan yang tinggi itu penting, karena itu menjadi sarana hidup kita, namun bukan sebagai tujuan utama hidup kita.

Ngaji Kitab Al-Minahus Saniyyah
Ditulis oleh Syekh Sayyid ‘Abd al-Wahab asy- Sya’rani
Ngaji bersama Ustadz Khudori Soleh, PP Al-Azkiya’

3 Ramadhan 1441 H

Setelah taubat, penting bagi kita untuk berperilaku zuhud, yaitu menjaga hati kita dari pengaruh duniawi. Kenapa kita harus zuhud? Karena hal-hal yang berkaitan dengan duniawi rawan menumbuhkan sifat munafik pada hati kita, yang kemudian akan membuat ibadah kita tidak tulus kepada Allah. Pada sebuah hadist Rasul bersabda yang artinya “Andaikan kita beribadah tapi hati kita belum sepenuhnya tulus kepada Allah, masih ada duniawi dalam hatinya, maka nanti di hari akhir amalannya (yang bukan tulus karena Allah) akan diumumkan hingga dia sangat malu, sampai kulit wajahnya mengelupas.”

Kita harus bekerja, boleh saja kita mengumpulkan harta dan membeli barang-barang mewah. Akan tetapi kita harus menggunakan harta kita untuk apa yang kita butuhkan dan bisa memberikan manfaat yang baik untuk kita. Bila kita membeli barang-barang melebihi kebutuhan kita, hanya membeli atas dasar keinginan kta maka nantinya hati kita akan cenderung kepada duniawi. Seperti membeli HP, ketika HP seharga dua jutaan telah bisa memenuhi kebutuhan kita, maka tidaklah perlu kita membeli HP seharga lima juta keatas. Riset menunjukkan bahwa banyak diantara masyarakat modern yang membeli barang elektronik dengan harga tinggi namun hanya sedikit yang memanfaatkannya dengan maksimal.

Bila kita memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan (memberi nafkah) keluarga dan mengharuskan kita untuk sibuk bekerja maka boleh hukumnya. Akan tetapi kita harus ekstra hati-hati dengan kesibukan yang kita jalani, jangan sampai kesibukan dalam bekerja membuat kita terlena dalam beribadah kepada Allah. Karena sering kali terjadi peristiwa dimana orang yang terlalu disibukkan dengan urusan duniawi hati ikut tertuju pada ambisi duniawi dan perlahan melupakan Allah. 

Menjadi kaya, memiliki ilmu yang luas, memiliki jabatan yang tinggi itu penting akan tetapi bukan sebagai tujuan utama hidup ini. Semua kekayaan itu untuk sarana hidup kita dalam beribadah, maka ingat bahwa dunia itu ladang akhirat. Ingatlah, bahwa ketika kita melakukan sesuatu dengan fokus maka akan banyak yang kita peroleh. Begitupun ketika kita beribadah, ketika kita sholat, bila kita melakukannya dengan khusyu’ maka sholat yang kita dirikan akan memberikan kita dampak yang sangat luar biasa kepada kehidupan kita. 

Seseorang belum dikatakan dekat kepada Allah jika hatinya belum tulus mencintai Allah. Orang belum dikatakan mencintai Allah bila dia belum memfokuskan hatinya kepada Allah. Sesungguhnya Allah tidak membuat dua hati dalam diri seseorang, Allah hanya menaruh satu hati dalam satu raga. Hati seseorang tidak bisa mendua, bila dia mencintai sesuatu lebih dari dia mencintai Allah maka akan sulit untuknya beribadah tulus kepada Allah.

Jikalau kita ingin melihat Allah mencintai kita atau tidak, lihatlah diri kita, sudahkah kita mencintai Allah. Banyak sedikitnya cinta kita pada Allah mempengaruhi seberapa besar cinta Allah kepada kita. Maka penting bagi kita untuk berperilaku zuhud, letakkan dunia di tangan kita bukan di hati kita. Sekali lagi, zuhud adalah persoalan hati, yaitu hati yang terjaga dari sesuatu yang bersifat duniawi. Zuhud bukan berarti tidak memiliki harta, karena orang miskin belum tentu dia berperilaku zuhud, dan yang kaya bukan berarti tidak zuhud. Kaya tidak apa-apa, memiliki harta benda yang berlimpah tidak masalah, yang penting kita selalu bersyukur, bisa beribadah dengan nyaman dan tidak berambisi lebih.

Bila kita mengikuti tariqat, ketahuilah bahwa dasar tariqat yang pertama adalah taubat dan dasar yang kedua adalah zuhud. Bila dalam menjalankan tariqat hati kita masih mencintai duniawi maka tariqat yang kita lakukan hanya sekedar dzikir, tariqat tersebut tidak akan meningkatkan taraf spiritualitas kita. Sama halnya dengan kuliah, kalau kita masih disibukkan dengan hal-hal lain dan tidak memfokuskan diri untuk belajar maka kuliah kita tidak akan selesai-selesai.

Syekh Abdul Qodir al-Jaelani berpesan kepada kita bahwa “Selama hati seseorang masih ada syahwat duniawi (termasuk melakukan hal-hal baik hanya untuk citra diri) maka berarti hatinya belum fokus mencintai Allah, dia masih cenderung menuruti atau membela nafsunya.”

Marilah belajar menata hati, menata diri hingga apa yang kita lakukan, apa yang kita ucapkan tulus untuk meraih ridho Allah SWT.

Friday, April 24, 2020

Istiqomah dalam Istighfar


Rasulullah menjanjikan bagi siapa yang mengistiqomahkan membaca istighfar selepas sholat, dia akan dijauhkan dari kesempitan hati, akan dihilangkan kegalauan dan diberikan rizki dari sesuatu yang tidak dia duga.

Ngaji Kitab Al-Minahus Saniyyah
Ditulis oleh Syekh Sayyid ‘Abd al-Wahab asy- Sya’rani
Ngaji bersama Ustadz Khudori Soleh, PP Al-Azkiya’

2 Ramadhan 1441 H

Posisi taubat dibandingkan maqom yang lain adalah taubat sebagai dasar dari maqomah yang lainnya. Orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah harus melalui tahapan-tahapan dan tahapan inilah yang dinamakan maqom. Seperti ketika kita ingin membangun rumah, kita harus memiliki lahan terlebih dahulu, kita harus memiliki pondasi terlebih dahulu, maka dalam beragama lahan dan pondasi itu adalah taubat dan istighfar yang istiqomah. 

Orang yang bertaubat dengan benar, akan terjaga amalannya, akan diberikan kemudahan untuk menempuh maqomah selanjutnya. Taubat ini sebanding dengan maqom zuhud, dimana bila seseorang bisa menjalankan zuhud dengan baik maka dia juga akan terhindar dari apa yang membuat dia tidak bisa istiqomah dalam bertaubat (zuhud disini adalah ketika hatinya tidak terpengaruh oleh duniawi, tetapi tidak berarti miskin). Bila taubat tidak bisa dilakukan dengan benar maka rusaklah maqomah yang lainnya, bangunan yang dia bangun tidak kokoh dan mudah roboh.

Muhammad ibn Inan berkata bahwa “Siapa yang istiqomah bertaubat, tingkat spiritualitasnya akan naik hingga tidak terbatas. Orang itu akan mendapatkan apa yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Begitupun kebalikannya, siapa yang tidak istiqomah maka dia sama sekali tidak akan mendapatkan nilai lebih, dia tidak akan mendapatkan apa-apa.” Ini berarti siapa yang ingin mendapatkan sesuatu yang istimewa hendaklah dia beristiqomahlah dalam bertaubat dan melakukan hal-hal yang diperintahkan Allah. 

Seseorang yang tidak mampu menjaga pikirannya dari maksiat, dari angan-angan buruk bahkan dalam sholatnya masih memikirkan hal buruk sehingga sholat yang dia dirikan tidak khusyu’ maka dia kurang beristighfar, dia kurang khusyu’ dalam beristighfar. Membacalah istighfar sesering mungkin, bila sudah banyak membaca istighfar namun pikiran buruk itu masih ada maka tidak ada kekhusyu’an dalam membaca istighfar yang banyak itu. Nabi Muhammad beristighfar sedikitnya seratus kali setiap hari, maka apakah kita tidak malu jika hanya beberapa kali beristighfar dalam sehari?

Allah sendiri yang memerintahkan Nabi Muhammad untuk beristighfar secara istiqomah. Kemudian Nabi menjanjikan bagi siapa yang mengistiqomahkan membaca istighfar selepas sholat, dia akan dijauhkan dari kesempitan hati, akan dihilangkan kegalauan dan diberikan rizki dari sesuatu yang tidak dia duga. Allah begitu pemurah, bila ingin rizki diluaskan dan hati dilapangkan maka perbanyak dan istiqomahlah dalam beristighfar.

Anggota badan yang dzohir dan batin perlu kita ajak intropeksi di setiap pagi dan malam hari. Seperti yang disarankan dalam kitab Bidayatul Bidayah, setiap akan tidur berwudlu lalu membaca do’a – do’a. Kemudian berfikir apa saja yang telah dilakukan seharian ini, sudah lebih banyak melakukan hal baik atau justru lebih banyak melakukan hal-hal buruk. Sehingga bila setiap sebelum tidur kita mengintropeksi diri maka tidak ada istilah ketiduran dan tidur kita akan berkualitas.

Intropeksilah diri kita setiap harinya, renungkan untuk apa mulut, mata, telinga dan anggota badan kita digunakan, untuk hal baik atau hal buruk. Bila seseorang mengintropeksi dirinya setiap hari maka dia tidak akan “kedlurung”, dia tidak akan melakukan kesalahan yang berulang ulang, dia tidak akan melakukan kesalahan yang sama berbulan-bulan. Kita melakukan kesalahan jangka panjang dan tidak merasa hal itu salah disebabkan karena kita jarang mengevaluasi diri kita. InsyaAllah bila setiap malam kita mengintropeksi diri maka kita akan menyadari kesalahan kita dan tidak melakukannya di hari esok.

Apabila selama sehari kita telah melakukan hal-hal baik maka jangan menyombongkan diri. Cukuplah bersyukur dan berjanji besok berusaha melakukannya lagi atau lebih meningkatkan perbuatan baik tersebut. Apabila selama sehari kita sadar telah berbuat dosa maka segeralah menyesal, segeralah beristighfar. Kemudian bersyukur kepada Allah karena kita bisa bertaubat, Allah memberikan kita kesadaran dan Allah memberi kita kesempatan untuk memperbaikinya di hari esok. Lalu jangan lupa untuk bersyukur karena Allah tidak memberikan penyakit atas anggota badan kita yang telah kita gunakan untuk melakukan maksiat.

Hari Raya Idul Adha 1446H

 Ibadah haji adalah bentuk kasih sayang dari Allah SWT Mutiara hikmah : Bukti ketaatan seorang hamba kepada Sang Khalik untuk mendatangi-Nya...