Sebuah mini series dari Netflix bergenre fiksi-biografi yang diangkat dari novel berjudul sama yaitu The Queen's Gambit. Menarik perhatianku karena ini adalah kisah dari sang Grandmaster catur yang mana dia seorang perempuan, yatim dan masih sangat muda. Menjadi sebuah tantangan karena aku mencoba memahami keseluruhan series ini dalam subtitle berbahasa inggris.
Hari di panti asuhan Beth lewati dengan kebosanan, sampai dia bertemu dengan Mr Shaibel (seorang penjaga panti asuhan) yang sedang bermain catur seorang diri di basement panti asuhan. Beth ingin bermain catur, tetapi serta-merta ditolak oleh Mr Shaibel, karena catur adalah permainan untuk pria dewasa, bukan untuk anak kecil apalagi seorang perempuan. Tapi Beth sangat kekeh dan sangat ingin bermain catur, kemudian Mr Shabiel mengizinkan Beth bermain, dan seperti dugaan hanya dengan beberapa gerakan Beth kalah. Beth adalah anak yang pendiam memang, tapi saat dia menginginkan sesuatu dia akan berusaha untuk mendapatkannya. Dia berlatih sendiri, membayangkan papan catur ada di langit-langit kamar dan bermain catur dalam imajinasinya. Akhirnya Beth mampu mengalahkan Mr Shaibel, kemudian Beth diberikan sebuah buku tentang Catur moderen, bukunya tebal dan langsung dilahap habis oleh Beth.
Kemudian Mr Shaibel mengundang guru catur dari SMA setempat untuk melihat kemampuan bermain Beth. Guru tersebut sangat terkesan dan mengajak Beth untuk bermain simultan (bermain melawan beberapa orang sekaligus) di SMA, dan Beth memperoleh izin dari ketua panti asuhan. Oh iya, ada satu hal buruk yang dilakukan Beth, yaitu dia sudah mulai kecanduan dengan pil penenang yang dia kumpulkan dan dia minum sebelum memainkan catur dalam imajinasinya. Beberapa hari sebelum dia berangkat ke SMA untuk bermain catur simultan dia tidak lagi mendapatkan jatah pil penenang. Saat hendak berangkat ke SMA Joline memberinya dua pil penenang, dan itu memang membantu Beth dalam mengalahkan kedua belas siswa SMA dalam permainan catur simultan.
Beth sangat senang dan menceritakan kemenangannya dengan sangat semangat kepada Mr Shaibel. Sayangnya dia telah kecanduan pil penenang untuk memberikan dia adrenalin dalam memainkan catur. Beth pun nekad mencuri setoples besar obat penenang dari ruangan farmasi dan naasnya Beth tertangkap basah. Sejak itu Beth tidak diperbolehkan pihak panti asuhan untuk meminum obat penenang dan bermain catur. Enam tahun berlalu, Beth remaja diadopsi oleh keluarga Wheatly, dia pindah ke rumah yang besar, dia punya kamar sendiri dan dia juga pindah sekolah. Di SMA barunya Beth dirundung karena pakaiannya yang kuno, mantan anak panti asuhan dan pendiam. Di SMA barunya dia juga tidak memiliki teman, tidak ada klub catur, dia hanya bisa membaca buku biografi pencatur profesional dari perpustakaan sekolah. Saat berbelanja di mall Beth sangat ingin membeli papan catur, tapi ibu angkatnya tidak memberikan dia uang dan meminta Beth menabung sendiri.
Ternyata rumah tangga keluarga Wheatly retak dan berada di ujung tanduk, Mr Wheatly keluar dari rumah dan tidak kunjung pulang, Mrs Wheatly semakin menjadi pendiam dan sangat cuek kepada Beth, dan Mrs Wheatly juga sedikit sakit-sakitan. Hal ini semakin membuat Beth rindu dengan catur, dia ingin mengikuti turnamen catur tingkat distrik. Karena Beth tidak memiliki uang, Mrs Wheatly juga tidak peduli dengan permintaan Beth tentang catur, Beth mengirim surat kepada Mr Shaibel untuk meminjam uang pendaftaran turnamen bernilai 5 dolar, dia berjanji mengembalikan 10 dolar apapun hadiah yang dia peroleh. Beth mendapatkan uang itu dan langsung mendaftarkan diri. Beth sangat diremehkan saat pendaftaran, dia tidak memiliki pengalaman apapun dalam turnamen, sehingga dia ditempatkan diurutan paling bawah, melawan perempuan juga. Tapi hanya dalam beberapa menit Beth mampu mengalahkan lawan mainnya itu.
Babak demi babak Beth lewati dengan sangat epik, dia memenangkan seluruh pertandingan penyisihan. Di babak semifinal dia bertemu Townes, orang yang menghargainya sejak pertama kali bertemu dan mengakui kehebatan Beth saat Beth mampu mengalahkan Townes. Beberapa hari sebelum final Mrs Wheatly mendapatkan kabar bahwa dia telah diceriakan oleh Mr Wheatly, dia tidak lagi mendapatkan nafkah, tapi dia juga enggan berpisah dengan Beth. Mrs Wheatly bilang bahwa dia mungkin gagal menjadi istri, tapi dia ingin mencoba menjadi ibu yang lebih baik untuk Beth. Hal ini membuat Beth semakin bersemangat memenangkan Turnamen distrik. Oh iya, tentang pil penenang Beth kembali kecanduan, karena Mrs Wheatly ternyata membeli pil tersebut untuk membantu menyembuhkan penyakitnya, Beth mengambil setengah obat tersebut saat perjalan pulang dari apotik. Hari pertandingan final tiba, Beth kesulitan mengalahkan Harry sang juara distrik, Beth sempat berhenti di tengah permainan untuk meminum pil penenangnya, dan akhirnya Beth mampu mengalahkan Harry.
Beth membawa pulang hadiah uang senilai 100 dolar, dari sinilah Mrs Wheatly mendukung Beth bertanding catur. Mrs Wheatly membantu Beth untuk izin dan mengikuti turnamen di luar kota, dan Mrs Wheatly pun menjadi manager Beth. Pertandingan demi pertandingan dimenangkan oleh Beth, Beth bertumbuh menjadi pecatur profesional yang hebat.
***bersambung
sumber gambar: https://en.wikipedia.org/wiki/The_Queen%27s_Gambit_(miniseries)
Apa yang aku suka dari series ini?
- Series ini ringan, cerita mengalir apa adanya, nggak terlalu banyak neko-neko dan berfokus pada kehidupan sehari-hari Beth. Belajar banyak dari Beth, sudah yatim sedari kecil, sering diremehkan, sering diabaikan dan sering sendirian, tapi dia bisa menemukan dunianya sendiri, menemukan ikigainya dalam permainan catur. Salut dengan karakter Beth yang mampu mengubah kekurangan yang dia miliki menjadi suatu kekuatan yang tiada tanding.
- Terkesan dengan akting yang dibawakan Anya Taylor-Joy, dia bisa menggambarkan dengan epik seorang Beth yang bertumbuh dan mendewasa dari umur 15 sampai umur sekitar 24 tahun.
- Terkesan dengan karakter Beth yang mandiri, tangguh dan tentunya sangat tekun dalam menjadikan catur sebagai ikigai dan jalan hidupnya.
- Aku suka dengan kekeluargaan yang diusung dalam series ini, apalagi di bagian akhir series, kekeluargaannya sangat terasa.
Pelajaran apa yang aku dapatkan dari series ini?
- Sayangilah keluarga kita dengan sebaik mungkin sebelum kita kehilangan mereka selamanya.
- Hargai setiap waktu dengan baik, terutama waktu mudamu, ketika kamu mendedikasihkan hidupmu pada jalan yang baik maka lakukan itu sebaik mungkin, seprofesional mungkin.
- Hargai pertemanan dengan baik, jangan terlalu tertutup, ingatlah bahwa dunia ini adalah tentang bagaimana kita menghargai ketulusan orang lain, ingat untuk berterima kasih.
- Dalam berteman juga jangan lupa tetap berhati-hati, jangan sampai teman yang salah dan tidak sejalan pemikirannya dengan kita membuat kita terjerumus dalam penyesalan.
- Anggaplah orang lawan sebagai musuh dalam suatu permaian, tapi saat kita telah dikalahkan hargai kemenangan musuhmu itu dan berusahalah menjadi teman bagi musuhmu bila telah ada diluar arena.
- Keluarga adalah mereka yang selalu ada dan mau membantu saat kita membutuhkan dan begitupun sebaliknya, kita ada dan mau menolong saat mereka membutuhkan kita.
- Bila kita mengiginkan sesuatu, perjuangkalah dan tekunilah sesuatu tersebut, harus keseluruhan diri kita masuk kedalamnya, memfokuskan waktu kita untuk menekuninya, jangan setengah-setengah.
No comments:
Post a Comment