Thursday, April 15, 2021

Idealisme dan Perjuangan Harus Berjalan Bersama


 GURU AINI

(Prekuel Novel Orang-Orang Biasa)

Karya : Andrea Hirata

 

Novel ini kembali mengingatkan aku bahwa menjadi seseorang yang idealis itu tidak masalah. Akan menjadi masalah bila kita menjadi seorang idealis yang pemalas dan patah semangat. Dari Guru Desi aku merasa mendapatkan bisikan bahwa untuk menjadi guru butuh pengorbanan dan pengabdian seutuhnya. Dari Aini aku bisa belajar arti dari ketekunan dan pantang menyerah begitu saja. Kemudian dari keseluruhan cerita yang dibawakan oleh Andrea Hirata aku bisa memahami bahwa kehidupan ini amatlah berwarna.

Alur novel ini adalah alur maju, perlahan namun pasti membuat kita kembali menelusuri bagian terpencil dari sebuah pulau di daerah Sumatra. Di awal bagian penulis menyuguhkan cerita mengenai Guru Desi yang sangat mencintai Matematika dan sangat idealis. Guru Desi sejak masih di bangku sekolah telah terobsesi dengan Matematika dan sejak itu dia mengukirkan cita-citanya sebagai guru Matematika. Kemudian mimpinya terwujud, di usia 18 tahun dia merantau untuk menjadi seorang guru di tempat yang sangat terpencil.

Kemudian Guru Desi berjanji akan menemukan murid yang jenius Matematika di desa terpencil tersebut. Tahun demi tahun Guru Desi menanti, kemudian muncul lah Debut Awaludin. Seorang murid yang sangat jenius dan imajinatif tetapi sangat naif. Debut sungguh membuat Guru Desi terpesona sekaligus kecewa bukan kepalang. Semangat Guru Desi perlahan redup tapi janji yang telah dia ikrarkan tidak boleh dan tidak bisa dia langgar. Guru Desi tetap gigih mengajar Matematika, tapi perlahan Guru Desi menjadi sosok guru yang dingin, jahat dan ditakuti.

Tahun kembali berganti, Guru Desi telah menjadi wanita dewasa seutuhnya, namun karena janjinya belum bisa dia tepati dia seakan berjalan ditempat, mengulangi rutinitas yang sama. Memarahi murid-murid dan merasa frustasi setiap selesai menilai hasil ujian. Kemudian penulis menyuguhkan karakter yang telah ditunggu-tunggu, Nuraini binti Syafrudin. Seorang gadis polos, lugu dan sangat takut terhadap Matematika, dikisahkan bahwa Aini mengalami sakit perut hebat saat jam pelajaran Matematika. Perihal ayahnya yang jatuh sakit dan keluarganya tidak mampu membiayai pengobatan ayahnya, Aini bertekad kuat untuk menjadi dokter.

Iya, kisah kemudian berlanjut dengan perjuangan Aini untuk mewujudkan cita-citanya itu. Aini dengan sangat berani memilih untuk datang kepada Guru Desi, dia meminta agar dia bisa belajar di kelas Guru Desi apapun konsekuensinya. Guru Desi awalnya sangat sanksi dengan niat dari Aini, Guru Desi berhipotesa bahwa niatan Aini untuk belajar Matematika hanya efek sesaat karena sakit yang diderita ayahnya. Akan tetapi hipotesa Guru Desi mulai terpatahkan saat Aini mampu bertahan selama dua pekan setelah pindah ke kelas Guru Desi.

Dalam novel ini penulis menyuguhkan sudut pandang dari Guru Desi dan Aini, sehingga kita sebagai pembaca bisa memahami dengan baik bagaimana rasa frustasi yang dialami oleh murid dan guru tersebut. Guru Desi yang selama lima pekan marah-marah hingga muntab karena Aini tak kunjung memahami konsep Matematika dasar. Dan Aini yang selama lima pekan semakin frustasi dan ketakutan bila dia sewaktu-waktu dikeluarkan dari kelas Guru Desi. Penulis kemudian kembali mengingatkan kita bahwa hal apapun yang kita inginkan akan terwujudkan jika kita mampu bertahan dalam ritme juang. Guru Desi terus memikirkan cara bagaimana dia bisa mengajari Aini dan Aini terus memperbaharui niat dan tekat untuk bertahan dan terus belajar dari Guru Desi.

Pada akhirnya, Guru Desi menemukan cara untuk mengajarkan Matematika kepada Aini, yaitu dengan metode pendekatan Kalkulus. Tak dapat dinanya, ternyata benar, kemampuan berfikir Aini dapat dipancing dari pendekatan Kalkulus. Kemudian Aini sangat amat bahagia karena pada akhirnya ada ilmu yang bisa dia pahami. Aini semakin bersemangat untuk belajar, dia tuliskan rumus-rumus Matematika di dinding kamarnya, dia pelajari rumus itu, dia renungkan rumus itu dan dia kerjakan soal yang diberikan Guru Desi. Di sisi lain, akhirnya Guru Desi merasa motivasi mengajarnya kembali hadir. Setelah membuat seoarang Aini yang awalnya buta dengan Matematika hingga membuat Aini memahami Matematika membuat Guru Aini kembali menjadi versi terbaik dari dirinya.

Beberapa kutipan yang aku sukai dari Novel ini :

·   “Pendidikan memerlukan pengorbanan, Bu. Pengorbanan itu nilai tetap, konstan, tak boleh berubah.”

·         Math is like respect, you have to give it, to get it!

·         “Waktu menantang pertempurang yang takkan pernah kita menangkan.”

·         “Aku anak ayahku, Bu, ayahku adalah tanggung jawabku.”

·   “Kurasa guru yang baik adalah guru yang dapat memacu kecerdasan muridnya. Guru yang lebih baik adalah guru yang dapat menemukan kecerdasan muridnya. Guru terbaik adalah guru yang tak kenal lelah mencari cara agar muridnya mengerti!”

·  “Dalam perjalanan yang panjang menuju keikhlasan,kita akan menemukan harapan.Dalam perjalanan yang berliku-liku menuju pengorbanan, kita aka menemukan keberanian. Namun kejujuran pada diri sendiri, akhirnya kita akan pulang.”

·  “Aku tak pandai menulis puisi seindah Guru Desi. Namun pada dunia ingin kukatakan bahwa namaku Aini, dan Guru Desi adalah guruku, Guru Desi adalah guru Aini. Itulah puisi paling indah di dunia ini bagiku.”

·    “Dalam kesepian yang getir dan menyesakkan, tersemat sesuatu yang paling didambakan manusia ... kemerdekaan.”

 

 

No comments:

Post a Comment

Berdo'a kepada Allah Melalui Kanjeng Nabi Muhammad SAW

 Oleh : KH Syaifuddin Zuhri Tempat : Masjid Al-Azhar Turen Usaha kita yang pendosa ini adalah berusaha dan berdo'a, meminta wasilah kubr...