Monday, August 28, 2023

If You could Go Back, Who would You Want to Meet? (1)

 


Funiculi Funicula (Before the Coffee Gets Cold) – Toshikazu Kawaguchi


Kafe kecil di Tokyo bernama Funiculi Funicula milik Nagare Tokita terkenal karena bisa mengantarkan pelanggannya melintasi waktu. Namun, banyak pelanggan yang menyerah karena peraturan yang dibuat sangat rumit. Pertama, orang yang bisa kamu temui adalah yang pernah berkunjung ke kafe. Kedua, semua yang kamu lakukan tidak akan mengubah masa kini, apapun alasannya. Ketiga, untuk kembali ke masa lalu, kamu harus duduk di sebuah kursi tertentu. Jika kursi tersebut masih ditempati, maka kamu harus menunggu sampai kursi itu kosong. Keempat, kamu tidak bisa pergi dari kursi itu saat menjelajah waktu. Terakhir, perjalanan mu dimulai saat kopi dituangkan dan harus berakhir saat kopi telah dingin.

Orang yang menuangkan kopi (yang akan mengantarkan mu ke masa lalu) beranama Kazu Tokita, hanya dia yang bisa melakukan ritual tersebut. Seorang wanita bergaun putih yang selalu duduk di kursi adalah hantu, dan bila kamu memaksanya pindah dari kursi kamu akan terkena kutukan. Terdapat tiga jam di dalam kafe, tapi hanya ada satu yang menunjukkan waktu yang sebenarnya. Interior kafe berisi benda-benda antik, tidak ada jendela di dalamnya, sehingga suasana kafe akan tetap sama entah itu siang atau malam hari.


1.       Kekasih

Kisah pertama adalah perpisahan sepasang kekasih di kafe itu. Fumiko ditinggalkan oleh kekasihnya Goro untuk pergi ke Amerika demi meraih impiannya. Satu pekan berlalu dan Fumiko yang patah hati meminta dengan sangat untuk dikembalikan ke masa lalu, disaat Goro memutuskan hubungan mereka.

 

2.       Suami – Istri

Kisah kedua adalah sepsang suami istri, dimana sang suami Fusagi menderita Alzheimer, yang bahkan membuatnya melupakan sang istri Kotake. Fusagi adalah pelanggan kafe yang menanti giliran untuk kembali ke masa lalu guna menyerahkan sepucuk surat kepada Kotake. Suatu malam Kotake secara tidak sengaja mendapati wanita bergaun putih itu bangkit dari tempat duduknya. Kotake kemudian melakukan perjalanan ke masa lalu untuk menemui Fusagi dan meminta surat yang seharusnya sejak lama sudah dia terima.

 

3.       Kakak – Adik

Kisah ketiga adalah kisah kakak (Hirai) dan adik (Kumi). Hirai memutuskan keluar dari keluarganya sejak umur 18 tahun untuk hidup bebas mengejar impiannya di Tokyo. Sedangkan Kumi terpaksa harus menjadi manager penginapan keluarga di Sendai, Prefektur Miyagi. Kumi yang pantang menyerah terus mengunjungi Hirai untuk berkenan pulang. Tragisnya, Kumi mengalami kecelakaan mobil saat pulang dari Tokyo. Hirai yang bersedih dengan segenap jiwanya, mencoba pergi ke masa lalu untuk bertemu mendiang sang adik.

 

4.       Ibu dan Anak

Kisah terakhir adalah kisah Kei, istri Nagare yang sedang hamil dengan sangat kesakitan akibat penyakit jantung yang dideritanya sejak kecil. Kei yang ingin terus mempertahankan kehamilannya mengkhawatirkan sang bayi yang mungkin saja akan tumbuh besar tanpa kasih saying Kei. Untuk menguatkan tekadnya mengandung sang buah hati, Kei meminta diantarkan ke masa depan, masa dimana sang anak telah hadir di dunia.

Penulis menuangkan kisah keseharian yang menarik dalam karyanya. Dimana para tokoh memiliki latar belakang yang beragam, namun kisahnya meresap dalam sanubari banyak orang. Berkaitan dengan penyesalan, kesedihan, ketakutan dalam menerima kenyataan sampai harapan yang rela digenggam untuk melanjutkan hidup. Dalam seluruh kisahnya, para tokoh telah merelakan segala ekspektasi yang mereka miliki, mereka rela mematuhi peraturan rumit hanya untuk bertemu orang yang mereka cintai. Meskipun kenyataan tiada yang berubah, namun dengan melintasi waktu mereka mendapatkan kekuatan baru.

Kafe Funiculi Funicula memberikan kesempatan untuk menjelajah waktu, tidak untuk mengubah keadaan. Kesempatan itu digunakan untuk mengubah pemikiran sang penjelajah. Life goes on, yang pergi tetap tidak bisa tinggal, namun yang tinggal harus berjuang sampai akhir.


Sebuah kutipan dari novel ini :

Pada akhirnya, kenyataan tidak berubah bagi mereka yang kembali ke masa lalu ataupun mereka yang pergi ke masa depan. Lalu, apa istimewanya kursi ini?

Akan tetapi, Kazu memilih untuk terus meyakini bahwa kekuatan hati cukup bagi seseorang untuk melewati kenyataan yang dihadapinya, sepahit apapun kenyataan itu. Meskipun tak bisa mengubah kenyataan, asalkan masih ada hati yang tergerak untuk berubah, selama itu pula kursi tersebut istimewa. 




No comments:

Post a Comment

Berdo'a kepada Allah Melalui Kanjeng Nabi Muhammad SAW

 Oleh : KH Syaifuddin Zuhri Tempat : Masjid Al-Azhar Turen Usaha kita yang pendosa ini adalah berusaha dan berdo'a, meminta wasilah kubr...