Sunday, October 13, 2024

Berdo'a kepada Allah Melalui Kanjeng Nabi Muhammad SAW

 Oleh : KH Syaifuddin Zuhri

Tempat : Masjid Al-Azhar Turen

Usaha kita yang pendosa ini adalah berusaha dan berdo'a, meminta wasilah kubro melalui Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Yakin dengan sungguh-sungguh, insyaAllah akan dilancarkan oleh Allah. Mari kita buktikan dengan saat kita membaca istighosah dan sampai pada dzikir tersebut, kita panggil Kanjeng Nabi dengan yakin. 

Jangan gamang, jangan hanya mulut saja yang berbicara memanggil Kanjeng Nabi. Punyailah rasa sambung, rasa bahwa Nabi Muhammad ini mendengar dan mau menyampaikan do'a kita kepada Allah. Yakin dengan apa yang kita minta kepada Allah, melalui bantuan Nabi Muhammad SAW.


***

Saat mendengar asma Kanjeng Nabi disebut, haruslah kita bersholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad, Allahumma sholli'ala sayyidina Muhammad. Diniati dengan kecintaan kepada Kanjeng Nabi. 

***

Dalam hadist Qudsi, Allah dawuh, tidak lah mendekat kepada ku, orang-orang yang mendekat kepada ku seperti mereka menjalankan ibadah yang Aku fardhu kan. 

Jadi, ibadah kepada Gusti Allah yang fardhu tidak bisa dibandingkan dengan selain fardhu. Sebanyak dan sebesar apapun pahala amalan Sunnah, tidak akan bisa menandingi pahala amalan Fardhu. 

Kita ingat kembali bahwa ibadah Fardhu analoginya adalah kepala, sedangkan ibadah Sunnah analoginya adalah badan. 


Mungkin kita belum bisa menjalankan Sunnah yang lain karena keterbatasan, tidak apa-apa. Tapi janganlah sampai kita ini tidak melakukan ibadah Fardhu. Salah jika kita rajin melakukan ibadah sunnah tapi bermalas-malasan dalam sholat fardhu. Seperti kita terlalu sibuk sholat tahajud sampai lalai dalam sholat subuh, itu adalah kesalahan. Seperti hal lain, kita terlalu rajin bersedekah kepada orang lain sampai terlalu kikir kepada keluarga sendiri. 


Kanjeng Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, barang siapa melapangkan keluarganya, maka Allah akan melapangkan rizkinya. Sehingga, ketika kita ingin dilapangkan Allah rizkinya maka terlebih dahulu lapangkan rizki keluarga kita. 


Berusaha khusyuk dalam sholat. Berusaha menjabarkan sholat dalam kehidupan. Dalam sholat kita melafalkan Alhamdulillahiirabbil alamin, maka di luar sholat kita harus ahli syukur. Apapun yang terjadi kita harus mengucapkan syukur terlebih dahulu. Hati yang tenang dan pikiran yang padang akan memudahkan kita untuk bekerja dibandingkan dengan hati gusar. 


Ahad Pon, 10 Rabiul Akhir 1446 H

Sunday, October 6, 2024

Refleksi (Menjaga Jarak)


Benar adanya kebahagiaan kita tidak bisa disandarkan kepada kebahagiaan orang lain. Seperti itu pula kebahagiaan kita tidak bisa distandarkan dengan kebahagiaan orang lain. 


Manusia selain diri kita, baik itu keluarga sedarah maupun tidak, apalagi teman terlebih kolega tidak bisa menjadi tolak ukur bahagianya kita. Niat yang awalnya baik saja bisa disalah artikan, ditanggapi maupun ditangkap berbeda oleh mereka. 


Seperti halnya kita tidak mau dan risih ketika dipaksa untuk mengikuti standar bahagia mereka. Seperti itu pula kita harus sadar diri untuk tidak melanjutkan perbincangan dengan orang yang tidak sedang dalam satu pandangan. 


Sangat tidak etis, sangat tidak memenuhi norma dan tabu ketika kita sebagai individu menghendaki atau memaksa orang lain untuk selalu sama dengan kita. Manusia ini unik, mereka punya kendali atas diri mereka sendiri. 


Maka kesimpulannya adalah kita harus pandai menjaga jarak. Ada batasan-batasan yang tidak boleh kita langgar. Kita harus mencukupkan diri kita untuk tidak campur tangan terhadap perasaan orang lain. Karena seluruh perasaan manusia memiliki validasinya masing-masing. 


Setiap orang, termasuk diri kita sendiri bisa berbuat salah. Segera jaga jarak ketika merasakan keretakan sebelum menjadi perpecahan. 


Jika kau masih risau dan memikirkan reaksi orang tersebut, memintalah kepada Allah. Semoga Allah berikan kelapangan dan kebahagiaan dalam diri nya. Karena kelapangan dan kebahagiaan dari Allah adalah yang paling sempurna dan paripurna. 

Berdo'a kepada Allah Melalui Kanjeng Nabi Muhammad SAW

 Oleh : KH Syaifuddin Zuhri Tempat : Masjid Al-Azhar Turen Usaha kita yang pendosa ini adalah berusaha dan berdo'a, meminta wasilah kubr...