Oleh : KH Syaifuddin Zuhri
Tempat : Masjid Al-Azhar Turen
Usaha kita yang pendosa ini adalah berusaha dan berdo'a, meminta wasilah kubro melalui Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Yakin dengan sungguh-sungguh, insyaAllah akan dilancarkan oleh Allah. Mari kita buktikan dengan saat kita membaca istighosah dan sampai pada dzikir tersebut, kita panggil Kanjeng Nabi dengan yakin.
Jangan gamang, jangan hanya mulut saja yang berbicara memanggil Kanjeng Nabi. Punyailah rasa sambung, rasa bahwa Nabi Muhammad ini mendengar dan mau menyampaikan do'a kita kepada Allah. Yakin dengan apa yang kita minta kepada Allah, melalui bantuan Nabi Muhammad SAW.
***
Saat mendengar asma Kanjeng Nabi disebut, haruslah kita bersholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad, Allahumma sholli'ala sayyidina Muhammad. Diniati dengan kecintaan kepada Kanjeng Nabi.
***
Dalam hadist Qudsi, Allah dawuh, tidak lah mendekat kepada ku, orang-orang yang mendekat kepada ku seperti mereka menjalankan ibadah yang Aku fardhu kan.
Jadi, ibadah kepada Gusti Allah yang fardhu tidak bisa dibandingkan dengan selain fardhu. Sebanyak dan sebesar apapun pahala amalan Sunnah, tidak akan bisa menandingi pahala amalan Fardhu.
Kita ingat kembali bahwa ibadah Fardhu analoginya adalah kepala, sedangkan ibadah Sunnah analoginya adalah badan.
Mungkin kita belum bisa menjalankan Sunnah yang lain karena keterbatasan, tidak apa-apa. Tapi janganlah sampai kita ini tidak melakukan ibadah Fardhu. Salah jika kita rajin melakukan ibadah sunnah tapi bermalas-malasan dalam sholat fardhu. Seperti kita terlalu sibuk sholat tahajud sampai lalai dalam sholat subuh, itu adalah kesalahan. Seperti hal lain, kita terlalu rajin bersedekah kepada orang lain sampai terlalu kikir kepada keluarga sendiri.
Kanjeng Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, barang siapa melapangkan keluarganya, maka Allah akan melapangkan rizkinya. Sehingga, ketika kita ingin dilapangkan Allah rizkinya maka terlebih dahulu lapangkan rizki keluarga kita.
Berusaha khusyuk dalam sholat. Berusaha menjabarkan sholat dalam kehidupan. Dalam sholat kita melafalkan Alhamdulillahiirabbil alamin, maka di luar sholat kita harus ahli syukur. Apapun yang terjadi kita harus mengucapkan syukur terlebih dahulu. Hati yang tenang dan pikiran yang padang akan memudahkan kita untuk bekerja dibandingkan dengan hati gusar.
Ahad Pon, 10 Rabiul Akhir 1446 H