Sekarang aku ingin menuliskan mengenai salah satu pengalaman berhargaku ketika melakukan praktik kerja lapangan (aka: PKL) di Pusat Sains dan Antariksa (PUSSAINSA) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung. Ketika itu aku ikut dalam kegiatan pengamatan bersama para peneliti ahli, objek yang diamati adalah matahari dengan menggunakan filter H-Alpha. Maaf karena baru ditulis sekarang, padahal PKL nya sudah berakhir sejak tanggal 17 Agustus 2019.
LAPAN Bandung |
Pengamatan dilakukan di gedung PUSSAINSA LAPAN Bandung. Pengamatan
pertama dilakukan pada hari Jum’at tanggal 26 Juli 2019 pukul 09:15 WIB hingga
11:00 WIB. Pengamatan Kedua dilakukan pada hari Rabu tanggal 14 Agustus 2019
pukul 09:16 WIB hingga 11:15 WIB. Pengamatan ini menggunakan metode imaging yaitu mengambil data citra objek dalam bentuk video dan
gambar pada panjang gelombang H-Alfa.
Teleskkop Matahari dan bagiannya |
Kegiatan
pengamatan Matahari pertama dilakukan pada hari Jum’at tanggal 26 Juli 2019 dan kegiatan pengamatan Matahari kedua
dilakukan pada hari Rabu tanggal 14 Agustus 2019 di atas kantor Pusat Sains dan
Antariksa (PUSSAINSA) – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Bandung dengan menggunakan teleskop Celestron Ha Airy Lab
280. Pengamatan pertama dimulai pada jam 09:15 WIB sampai jam 11:00 WIB dan
pengamatan kedua dimulai pada jam 09:16 WIB sampai jam 11:15 WIB bersama empat
peneliti PUSSAINSA – LAPAN dan dua mahasiswa PKL. Kegiatan pengamatan dimulai
dengan mempersiapkan tempat pengamatan, memasangkan kabel penghubung dari
teleskop ke stop kontak, memasangkan kamera CCD pada teleskop dan memasangkan
kabel penghubung dari kamera ke laptop yang akan menampilkan data citra
pengamatan Matahari. Setelah itu dilakukan pointing atau pengaturan arah
teleskop agar tepat mengarah pada Matahari, apabila perlu dilakukan penggeseran
menggunakan hand
control agar
teleskop tepat mengarah pada Matahari. Disaat yang sama disiapkan laptop dan
dibuka perangkat lunak Pylon Viewer untuk menampilkan dan menyimpan data
citra pengamatan yang direkam oleh kamera CCD.
Proses pointing |
Setelah
teleskop dan laptop siap, diambil data citra dark dan flat pada perangkat lunak
Pylon Viewer, data citra dark dan flat ini berfungsi lebih lanjut pada
tahap pengolahan data citra Matahari. Data citra dark diambil ketika teleskop
telah tepat menghadap Matahari, kemudian bagian lensa teleskop ditutup dan
dilakukan pengambilan citra dark oleh perangkat lunak pylon viewer. Data citra flat diambil dengan membuka penutup bagian
lensa teleskop kemudian mengaburkan fokus teleskop yang telah menangkap cahaya Matahari
(citra yang kabur dan terang itulah yang dimaksudkan dengan flat), kemudian
dilakukan pengambilan citra flat menggunakan perangkat lunak pylon viewer. Setelah didapat citra dark
dan flat fokus kamera diatur sampai mendapatkan fokus terbaik.
Sebelum
mengambil data citra Matahari, dilakukan pengamatan pada bagian kromosfer untuk
mengamati ada tidaknya filamen
atau fitur-fitur lain yang ada di bagian kromosfer Matahari. Data citra yang ditampilkan pada Pylon Viewer berupa
sebagian citra dari bulatan utuh kromosfer Matahari, hal ini dikarenakan
teleskop Celestron Ha Airy Lab 280 adalah teleskop dengan fungsi untuk
mendapatkan data citra kromosfer Matahari yang lebih detail. Data citra Matahari yang direkam oleh
kamera CCD ini ditampilkan dan akan disimpan melalui perangkat lunak Pylon
Viewer.
Proses pengambilan data citra |
Dilakukan
pengumpulan data berupa gambar sekaligus video berdurasi delapan detik dimana
satu video memuat 200 frame data citra Matahari. Pengamatan dilanjutkan dengan mengambil data citra keseluruhan pada kromosfer
Matahari. Untuk pengambilan data citra Matahari, hand control harus digerakkan secara seksama agar
didapatkan data citra lengkap dari seluruh bagian kromosfer Matahari. Setelah
menyimpan seluruh data citra dari kromosfer Matahari kemudian dilakukan
pengambilan data citra prominensa Matahari. Karena prominensa cenderung lebih redup dari pada kromosfer Matahari, maka nilai gamma dan gain pada pylon viewer perlu diubah agar tonjolan
prominensa dapat dianalisis. Kemudian setelah menyimpan beberapa data citra
prominensa maka berakhirlah pengamatan Matahari H-Alfa. Dilepaskan kembali
perlatan berupa kabel dan kamera dari teleskop, peralatan dikembalikan pada
keadaan semula dan selanjutnya dilakukan pengolahan data
citra Matahari.
Setelah merapikan teleskop, dilanjutkan dengan pengolahan data citra Matahari |
Hasil data citra (yang telah diolah) bagian kanan atas Matahari |
No comments:
Post a Comment