Judul Jurnal : The role of the argumentation-based laboratory on the development of pre-service chemistry teachers’ argumentation skills
Tujuan dan Novelty Jurnal :
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menyelidiki pengembangan keterampilan argumentasi guru kimia
pra-jabatan (PCT) dalam perkuliahan berbasis laboratorium selama satu semester.
Keterampilan argumentasi adalah kemampuan utama dari para ilmuwan dalam
membentuk pengetahuan ilmiah. Selain itu, keterampilan argumentasi diperlukan
untuk menafsirkan masalah sosio-ilmiah. Oleh karena itu, kelas sains harus
melibatkan berbagai kegiatan di mana siswa memiliki kesempatan untuk berlatih
argumentasi. Dari perspektif ini, kegiatan laboratorium berbasis inkuiri dapat
mendukung keterampilan argumentasi siswa.
Pentingnya argumentasi
dalam pendidikan sains tidak terbantahkan. Namun, banyak penelitian telah
melaporkan kesulitan siswa dalam membangun argumen. Salah satu penyebabnya
adalah keterampilan guru yang kurang memadahi untuk memunculkan keterampilan
srgumentasi dan kurangnya praktik langsung. Literatur terkait menunjukkan bahwa
program pendidikan guru tidak memadai dalam mengembangkan keterampilan
argumentasi guru prajabatan. Oleh karena itu, masih diperlukan kajian yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan argumentasi calon guru.
Metode :
Penelitian ini
menggunakan jenis studi kasus dalam desain penelitian kualitatif.
Konsep argumentasi
tercakup dalam mata kuliah Metode Pengajaran IPA II sehingga saat penelitian
ini dimulai, mahasiswa memiliki gambaran tentang bagaimana menerapkan
argumentasi dalam konten kimia.
Sebanyak enam PCT (dua
laki-laki dan empat perempuan) terdaftar dalam kursus, dan semuanya
berpartisipasi dalam penelitian ini. PCT bekerja berpasangan, pasangan dibentuk
secara acak, dan pasangan yang sama belajar bersama sepanjang semester.
Laporan laboratorium Science
writing heuristic (SWH) dan wawancara semi-terstruktur digunakan untuk
mengumpulkan data. Kedua metode pengumpulan data ini memberikan triangulasi
penelitian.
Dalam format SWH, siswa
mendiskusikan pertanyaan awal, membentuk kelompok, melakukan percobaan
laboratorium, menganalisis dan mendiskusikan hasilnya dengan kelompok lain.
Pra dan pasca wawancara
(pertanyaan pada tabel 1) dengan PCT dari masing-masing pasangan dilakukan
untuk melihat perkembangan keterampilan argumentasi.
Prosedur :
Sesi laboratorium
didasarkan pada model argumentasi Toulmin di mana PCT menulis laporan
laboratorium mereka dalam format SWH.
Di awal setiap sesi
laboratorium, PCT dipresentasikan dua atau tiga kasus kehidupan sehari-hari
atau pertanyaan terkait konsep hari itu tetapi mencakup topik yang berbeda. PCT
mendiskusikan kasus/pertanyaan berpasangan, dan mereka menulis ide pertama
mereka ke bagian 'Gagasan awal' dari laporan SWH untuk setiap kasus termasuk
penjelasan kimia yang terperinci.
Kemudian, dua atau tiga
prosedur percobaan diberikan kepada PCT untuk menguji ide awal mereka tanpa
mengetahui prosedur mana yang termasuk dalam kasus yang mana.
Di bagian 'Pengamatan',
data dan hasil ditulis. Mempertimbangkan hasil percobaan, PCT menyusun ide
kedua mereka terkait dengan ide pertama dan mencatatnya ke bagian 'Klaim'.
Akhirnya, semua PCT
berbagi klaim dan penjelasan mereka dan mencoba mencapai konsensus. Kemudian,
ada diskusi seluruh kelas antara semua PCT.
Analisis Data :
Analisis wawancara.
Wawancara semi terstruktur dianalisis sesuai dengan tema dan kode yang
diperoleh dengan mengintegrasikan konsep kimia ke dalam Model Argumentasi
Toulmin untuk menunjukkan perkembangan keterampilan argumentasi PCT dari awal
hingga akhir penelitian. Tabel 3 menampilkan bagaimana penulis mengkodekan
argumentasi PCT dalam wawancara.
Hasil :
Skor rata-rata SWH
untuk setiap laporan PCT lebih dari 8 dalam tiga topik ditunjukkan pada Tabel
4.
Salah satu faktor utama yang mungkin berperan dalam pengembangan tingkat argumentasi mungkin terkait dengan bagaimana PCT menangani masalah: PCT memeriksa masalah secara mendalam, mendiskusikan dan mengevaluasi kemungkinan jawaban bersama, mempertimbangkan bukti, dan akhirnya mencapai konsensus.
Dalam penelitian ini,
melalui laboratorium berbasis argumentasi, PCT memiliki kesempatan untuk
menilai pemahaman mereka sendiri dengan menginterpretasikan grafik dan gambar
yang membantu mereka memvisualisasikan dan membuat konsep menjadi konkrit;
dengan demikian, mereka dapat meningkatkan pemahaman konseptual mereka pada
tingkat sub-mikroskopis dan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang
konsep tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini sangat berharga karena
berkaitan dengan pemahaman PCT pada tingkat sub-mikroskopis dengan keterampilan
argumentasi laboratorium.
Nama : Fithrotul Azizah
NIM : 220321810697
No comments:
Post a Comment