Wednesday, November 20, 2019

Hidup, Syukur dan Renungan

Sekarang di fase kehidupan diumur berbilang dua ini, aku mulai faham apa itu rasa iri. Sulit dijelaskan, tapi yang jelas rasa iri itu semakin menjadi ketika kejayaan orang lain terpampang jelas. Kemudian rasa iri itu sejatinya membuat aku lupa bahwa mereka menjadi seperti itu atas jerih payah tiada lelah, mereka berjuang habis-habisan. Sekarang mumpung aku sedang disadarkan oleh Yang Memiliki Hidup, aku ingin menuliskan mengenai betapa pentingnya mensyukuri hidup dan merenungkan hakikat dari hidup ini.

Aku adalah manusia biasa, aku yang sering terluka akibat ekspetasi ku yang terlalu tinggi, akibat kesombongan yang menguasai hati dan hatiku yang penuh emosi. Akan tetapi sekarang sungguh aku ingin menuliskan kesyukuran atas indahnya akhlak dari tempat dan keluarga baru yang Allah berikan kepadaku. Betapa lingkungan tempat ku belajar menjadikan aku mengenal banyak orang yang mengingat kan ku kepada kebaikan, tanpa menggurui dan tanpa kekerasan. Dalam renungan aku tersadar, hidupku mulai membaik, pemahaman atas akhlak dan kerja keras mulai terajut indah. 

Disini aku juga ingin menuliskan apa yang temanku katakan dan nasehat kan kepadaku, yaitu pentingnya menentukan cara menerima sesuatu, apapun itu. Ketika kita menerima sesuatu biarkan telapak tangan kita membuka dan membiarkan sesuatu itu bergerak bebas diatas telapak tangan kita. Janganlah menggenggam apalagi sampai terlalu erat. Maknanya, ketika sesuatu itu diambil dari tangan kita maka telapak tangan yang terbuka akan mudah melepaskan dan mudah mempersiapkan tempat untuk menyambut kedatangan sesuatu yang baru. Manakala  tangan kita menggenggam dan sesuatu itu diambil dari kita, maka proses pengambilan akan sulit. Kita harus menerima pukulan yang membuat jari tangan kita terluka dan mau membuka, hingga akhirnya sesuatu itu bisa terlepas dari genggaman. Maka selepas sesuatu hilang, rasa sakit akan menetap dan telapak tangan kita tidak siap menerima sesuatu yang baru. 

Nasehat tadi sangat merasuk dalam hati dan fikiran ku, betapa selama ini aku masih terlalu "menggenggam" ketika memiliki sesuatu. Aku terlalu sibuk dalam menangisi apa yang hilang, hingga aku lupa apa yang seharusnya aku persiapkan untuk kedepannya. Lalu dari kisah yang disampaikan dari hati ke hati itu membuatku tersadar akan perubahan pemahaman yang harus aku buat. Pemahaman yang lebih utuh atas keikhlasan dan kerelaan yang menjadikan hati lapang dan bahagia. 

Perubahan dalam hidupku ini tidak singkat, akan tetapi bertahap. Dimulai dari pemahaman untuk rela, pemahaman untuk mau mengikuti alur dan pemahaman untuk menjalani sesuai ketetapan. Sekarang aku masih belajar, masih berusaha terus menyerap hal-hal baik dari sekitar ku dan masih berusaha melepaskan segala kesakitan yang selama ini terus aku genggam. Maka, sekali lagi ingin aku sampaikan (pada diriku sendiri dan juga kalian) , marilah bersyukur dan merenungkan betapa indah apa yang ada di sekeliling kita. 

Waktu selalu berjalan maju, akan tetapi arah waktu tergantung bagaimana si pengamat berkehendak. Artinya, waktu terus membawa kita menuju masa depan, kita yang memilih mau menjalaninya dengan terikat masa lalu, menjalani masa sekarang atau terobsesi dengan masa depan. Ketika kita bijak maka mari kita memilih menjalani masa sekarang dengan baik, sebaik baiknya, lepaskan segala ikatan kelam dari masa lalu dan bebaskan obsesi masa depan di tangan Yang Maha Segala. 

Bersyukur adalah cara terbaik untuk sembuhkan luka hati


Puisi:
Fajar dan Senja
Ada kalanya perlu kita menikmati senja
Untuk mensyukuri betapa indah hidup yang Allah berikan
Namun senja itu sebentar saja
Kemudian kita harus menghadapi malam yang gelap
Ada kalanya perlu kita menyambut fajar
Untuk menyemangati diri agar sepenuh hati dalam berjuang 
Namun indahnya fajar sebentar saja
Kemudian kita harus bertualang dibawah terik panas sang surya 
Ada kalanya dalam hidup, dimana kita perlu mengambil jeda
Untuk mensyukuri dan menerima segala yang ada
Namun jeda jangan membuatmu melepas impian
Justru harus membuatmu lebih bisa melangkah lebih jauh dan menggapai lebih tinggi
Kemudian nantinya dimasa depan kamu akan berterimakasih pada dirimu yang sekarang


Malang, 20 November 2019

No comments:

Post a Comment

Berdo'a kepada Allah Melalui Kanjeng Nabi Muhammad SAW

 Oleh : KH Syaifuddin Zuhri Tempat : Masjid Al-Azhar Turen Usaha kita yang pendosa ini adalah berusaha dan berdo'a, meminta wasilah kubr...