Saturday, January 25, 2020

Tuhan Jangan Buat Saya Tidak Punya Harta

Bertafakur di pagi hari :)

Ngaji Kitab Al-Hikam karya Ibn Attoillah bersama Ustadz Kudhori di Pondok Putri Al-Azkiya’ pada hari kamis, 16 Januari 2020. Mengaji pagi itu membahas mengenai do’a atau munajad Ibn Attoillah ketika beliau mendirikan sholat Tahajud. Kurang lebih, begini do’a beliau :

“Ya Allah, walaupun saya kaya (punya harta), tapi sesungguhnya saya miskin, maka ketika saya diberikan seluruh harta, saya masih faqir. Maka bagaimana jadinya jika tidak Engkau beri Ya Allah?”

“Ya Allah, walaupun saya pintar, sebenarnya saya masih bodoh. Meski Engkau berikan segala pengetahuan, tetap bodoh hamba. Maka apa jadinya hamba tanpa pertolongan dari-Mu Ya Allah?”

Maka, sesungguhnya hidup ini seperti roda pedati, kadang kita diatas, kadang kita dibawah. Perubahan hidup yang cepat, menuntun kita pada satu hal, kita harus bergantung pada Allah. Jika kita tidak bergantung pada Sang Pengatur Kehidupan maka hati kita tidak akan tenang. Jika hati kita hanya pada Allah, maka kita akan tenang, karena kita tahu apapun perubahan dalam hidup, Allah yang menentukan. Jangan sampai kita terjebak istidraj, yaitu jebakan yang membuat kita semakin jauh dari Allah, rasa bahagia yang semu, melenakan dan menyakitkan.

“Ketika kita dapat bencana, janganlah putus asa. Ketika kita di posisi terpuruk, janglah putus asa. Ketika kita diposisi ternyaman, berjaya, jangan sombong, jangan foya-foya. Hati akan selalu berubah-ubah, maka minta pada Allah agar hati kita dijaga dan iman kita dijaga pula oleh Allah sampai akhir hayat kita. Hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah hati kita tenang.”

“Ya Allah, walaupun saya berbuat baik, sebaik apapun saya, sungguh sangat-sangat sedikit kebaikan itu dibandingkan nikmat-Mu. Maka tidak layak ibadah hamba, maka tolong jika Engkau memberi hamba, jangan berdasarkan kebaikan hamba.”

Selalulah ingat, bahwa Pemberian Allah itu atas dasar ridho Allah kepada kita, maka kejarlah rdho dari Allah. Allah itu penuh dengan kasih sayang, begitulah sifat Allah bahkan sebelum kita diciptakan. Maka, ketika kita bermaksiat, jatuh dalam salah, teruslah berdo’a dan meminta. Meminta agar Allah tetap menolong kita, tetap lembut dan memberikan kasih sayang-Nya pada kita, agar kita dapat kembali menjadi yang lebih baik.

“Ya Allah, kebaikan ku tak seberapa, sungguh lemah hamba Ya Allah. Tapi tolong, tetap sayangi hamba, jangan murkai hamba Ya Allah.”

“Ya Allah, jika hamba tampak baik, itu karena Allah, bukan karena kebaikan hamba. Jika hamba tampak jelek, maka itu karena kesalahan dan dosa-dosa hamba.”

Allah yang memberi petunjuk, Allah yang membuat kita menjadi baik, Allah yang memberikan kita rezeki untuk makan dan minum. Allah menyembuhkan kita ketika kita sakit. Segala sesuatu yang baik itu anugrah dari Allah. Namun, segala yang tidak baik itu kekurangan kita, atas nafsu yang tidak bisa kita kendalikan.

Maka marilah selalu ingat bahwa kebaikan dan kecerdasan itu dari Allah, maka jangan lupa bersyukur. Keburukan dari kita, maka jangan lupa istighfar, meminta maaf dan bertaubat kepada Allah. Kalau kita berbuat dosa, Allah berhak menghukum atau menghakimi kita. Maka kita berharap, atas sifat Rahmaan dan Rahiim Allah, Allah mengampuni dosa-dosa kita.

“Tuhan, saya ini masih miskin meski banyak harta. Bagaimana jika saya tidak punya harta? Karena itu, jangan buat saya tidak punya harta.”

No comments:

Post a Comment

Berdo'a kepada Allah Melalui Kanjeng Nabi Muhammad SAW

 Oleh : KH Syaifuddin Zuhri Tempat : Masjid Al-Azhar Turen Usaha kita yang pendosa ini adalah berusaha dan berdo'a, meminta wasilah kubr...