Bertafakur di pagi hari :) |
Ngaji Kitab Al-Hikam karya Ibn Attoillah bersama Ustadz Kudhori di Pondok
Putri Al-Azkiya’ pada hari kamis, 16 Januari 2020. Mengaji pagi itu membahas
mengenai do’a atau munajad Ibn Attoillah ketika beliau mendirikan sholat
Tahajud. Kurang lebih, begini do’a beliau :
“Ya Allah, walaupun saya kaya (punya harta), tapi sesungguhnya saya miskin,
maka ketika saya diberikan seluruh harta, saya masih faqir. Maka bagaimana
jadinya jika tidak Engkau beri Ya Allah?”
“Ya Allah, walaupun saya pintar, sebenarnya saya masih bodoh. Meski Engkau berikan
segala pengetahuan, tetap bodoh hamba. Maka apa jadinya hamba tanpa pertolongan
dari-Mu Ya Allah?”
Maka, sesungguhnya hidup ini seperti roda pedati, kadang kita diatas,
kadang kita dibawah. Perubahan hidup yang cepat, menuntun kita pada satu hal,
kita harus bergantung pada Allah. Jika kita tidak bergantung pada Sang Pengatur
Kehidupan maka hati kita tidak akan tenang. Jika hati kita hanya pada Allah,
maka kita akan tenang, karena kita tahu apapun perubahan dalam hidup, Allah
yang menentukan. Jangan sampai kita terjebak istidraj, yaitu jebakan
yang membuat kita semakin jauh dari Allah, rasa bahagia yang semu, melenakan
dan menyakitkan.
“Ketika kita dapat bencana, janganlah putus asa. Ketika kita di posisi
terpuruk, janglah putus asa. Ketika kita diposisi ternyaman, berjaya, jangan
sombong, jangan foya-foya. Hati akan selalu berubah-ubah, maka minta pada Allah
agar hati kita dijaga dan iman kita dijaga pula oleh Allah sampai akhir hayat
kita. Hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah hati kita tenang.”
“Ya Allah, walaupun saya berbuat
baik, sebaik apapun saya, sungguh sangat-sangat sedikit kebaikan itu
dibandingkan nikmat-Mu. Maka tidak layak ibadah hamba, maka tolong jika Engkau
memberi hamba, jangan berdasarkan kebaikan hamba.”
Selalulah ingat, bahwa Pemberian Allah itu atas dasar ridho Allah kepada
kita, maka kejarlah rdho dari Allah. Allah itu penuh dengan kasih sayang,
begitulah sifat Allah bahkan sebelum kita diciptakan. Maka, ketika kita
bermaksiat, jatuh dalam salah, teruslah berdo’a dan meminta. Meminta agar Allah
tetap menolong kita, tetap lembut dan memberikan kasih sayang-Nya pada kita,
agar kita dapat kembali menjadi yang lebih baik.
“Ya Allah, kebaikan ku tak seberapa, sungguh lemah hamba Ya Allah. Tapi tolong,
tetap sayangi hamba, jangan murkai hamba Ya Allah.”
“Ya Allah, jika hamba tampak baik, itu karena Allah, bukan karena kebaikan
hamba. Jika hamba tampak jelek, maka itu karena kesalahan dan dosa-dosa hamba.”
Allah yang memberi petunjuk, Allah yang membuat kita menjadi baik, Allah
yang memberikan kita rezeki untuk makan dan minum. Allah menyembuhkan kita
ketika kita sakit. Segala sesuatu yang baik itu anugrah dari Allah. Namun, segala
yang tidak baik itu kekurangan kita, atas nafsu yang tidak bisa kita
kendalikan.
Maka marilah selalu ingat bahwa kebaikan dan kecerdasan itu dari Allah,
maka jangan lupa bersyukur. Keburukan dari kita, maka jangan lupa istighfar,
meminta maaf dan bertaubat kepada Allah. Kalau kita berbuat dosa, Allah berhak
menghukum atau menghakimi kita. Maka kita berharap, atas sifat Rahmaan
dan Rahiim Allah, Allah mengampuni dosa-dosa kita.
“Tuhan, saya ini masih miskin meski banyak harta. Bagaimana jika saya tidak
punya harta? Karena itu, jangan buat saya tidak punya harta.”
No comments:
Post a Comment