Saturday, April 25, 2020

Menjaga Diri dari Pengaruh Duniawi


Menjadi kaya, memiliki ilmu yang luas, menempati jabatan yang tinggi itu penting, karena itu menjadi sarana hidup kita, namun bukan sebagai tujuan utama hidup kita.

Ngaji Kitab Al-Minahus Saniyyah
Ditulis oleh Syekh Sayyid ‘Abd al-Wahab asy- Sya’rani
Ngaji bersama Ustadz Khudori Soleh, PP Al-Azkiya’

3 Ramadhan 1441 H

Setelah taubat, penting bagi kita untuk berperilaku zuhud, yaitu menjaga hati kita dari pengaruh duniawi. Kenapa kita harus zuhud? Karena hal-hal yang berkaitan dengan duniawi rawan menumbuhkan sifat munafik pada hati kita, yang kemudian akan membuat ibadah kita tidak tulus kepada Allah. Pada sebuah hadist Rasul bersabda yang artinya “Andaikan kita beribadah tapi hati kita belum sepenuhnya tulus kepada Allah, masih ada duniawi dalam hatinya, maka nanti di hari akhir amalannya (yang bukan tulus karena Allah) akan diumumkan hingga dia sangat malu, sampai kulit wajahnya mengelupas.”

Kita harus bekerja, boleh saja kita mengumpulkan harta dan membeli barang-barang mewah. Akan tetapi kita harus menggunakan harta kita untuk apa yang kita butuhkan dan bisa memberikan manfaat yang baik untuk kita. Bila kita membeli barang-barang melebihi kebutuhan kita, hanya membeli atas dasar keinginan kta maka nantinya hati kita akan cenderung kepada duniawi. Seperti membeli HP, ketika HP seharga dua jutaan telah bisa memenuhi kebutuhan kita, maka tidaklah perlu kita membeli HP seharga lima juta keatas. Riset menunjukkan bahwa banyak diantara masyarakat modern yang membeli barang elektronik dengan harga tinggi namun hanya sedikit yang memanfaatkannya dengan maksimal.

Bila kita memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan (memberi nafkah) keluarga dan mengharuskan kita untuk sibuk bekerja maka boleh hukumnya. Akan tetapi kita harus ekstra hati-hati dengan kesibukan yang kita jalani, jangan sampai kesibukan dalam bekerja membuat kita terlena dalam beribadah kepada Allah. Karena sering kali terjadi peristiwa dimana orang yang terlalu disibukkan dengan urusan duniawi hati ikut tertuju pada ambisi duniawi dan perlahan melupakan Allah. 

Menjadi kaya, memiliki ilmu yang luas, memiliki jabatan yang tinggi itu penting akan tetapi bukan sebagai tujuan utama hidup ini. Semua kekayaan itu untuk sarana hidup kita dalam beribadah, maka ingat bahwa dunia itu ladang akhirat. Ingatlah, bahwa ketika kita melakukan sesuatu dengan fokus maka akan banyak yang kita peroleh. Begitupun ketika kita beribadah, ketika kita sholat, bila kita melakukannya dengan khusyu’ maka sholat yang kita dirikan akan memberikan kita dampak yang sangat luar biasa kepada kehidupan kita. 

Seseorang belum dikatakan dekat kepada Allah jika hatinya belum tulus mencintai Allah. Orang belum dikatakan mencintai Allah bila dia belum memfokuskan hatinya kepada Allah. Sesungguhnya Allah tidak membuat dua hati dalam diri seseorang, Allah hanya menaruh satu hati dalam satu raga. Hati seseorang tidak bisa mendua, bila dia mencintai sesuatu lebih dari dia mencintai Allah maka akan sulit untuknya beribadah tulus kepada Allah.

Jikalau kita ingin melihat Allah mencintai kita atau tidak, lihatlah diri kita, sudahkah kita mencintai Allah. Banyak sedikitnya cinta kita pada Allah mempengaruhi seberapa besar cinta Allah kepada kita. Maka penting bagi kita untuk berperilaku zuhud, letakkan dunia di tangan kita bukan di hati kita. Sekali lagi, zuhud adalah persoalan hati, yaitu hati yang terjaga dari sesuatu yang bersifat duniawi. Zuhud bukan berarti tidak memiliki harta, karena orang miskin belum tentu dia berperilaku zuhud, dan yang kaya bukan berarti tidak zuhud. Kaya tidak apa-apa, memiliki harta benda yang berlimpah tidak masalah, yang penting kita selalu bersyukur, bisa beribadah dengan nyaman dan tidak berambisi lebih.

Bila kita mengikuti tariqat, ketahuilah bahwa dasar tariqat yang pertama adalah taubat dan dasar yang kedua adalah zuhud. Bila dalam menjalankan tariqat hati kita masih mencintai duniawi maka tariqat yang kita lakukan hanya sekedar dzikir, tariqat tersebut tidak akan meningkatkan taraf spiritualitas kita. Sama halnya dengan kuliah, kalau kita masih disibukkan dengan hal-hal lain dan tidak memfokuskan diri untuk belajar maka kuliah kita tidak akan selesai-selesai.

Syekh Abdul Qodir al-Jaelani berpesan kepada kita bahwa “Selama hati seseorang masih ada syahwat duniawi (termasuk melakukan hal-hal baik hanya untuk citra diri) maka berarti hatinya belum fokus mencintai Allah, dia masih cenderung menuruti atau membela nafsunya.”

Marilah belajar menata hati, menata diri hingga apa yang kita lakukan, apa yang kita ucapkan tulus untuk meraih ridho Allah SWT.

Friday, April 24, 2020

Istiqomah dalam Istighfar


Rasulullah menjanjikan bagi siapa yang mengistiqomahkan membaca istighfar selepas sholat, dia akan dijauhkan dari kesempitan hati, akan dihilangkan kegalauan dan diberikan rizki dari sesuatu yang tidak dia duga.

Ngaji Kitab Al-Minahus Saniyyah
Ditulis oleh Syekh Sayyid ‘Abd al-Wahab asy- Sya’rani
Ngaji bersama Ustadz Khudori Soleh, PP Al-Azkiya’

2 Ramadhan 1441 H

Posisi taubat dibandingkan maqom yang lain adalah taubat sebagai dasar dari maqomah yang lainnya. Orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah harus melalui tahapan-tahapan dan tahapan inilah yang dinamakan maqom. Seperti ketika kita ingin membangun rumah, kita harus memiliki lahan terlebih dahulu, kita harus memiliki pondasi terlebih dahulu, maka dalam beragama lahan dan pondasi itu adalah taubat dan istighfar yang istiqomah. 

Orang yang bertaubat dengan benar, akan terjaga amalannya, akan diberikan kemudahan untuk menempuh maqomah selanjutnya. Taubat ini sebanding dengan maqom zuhud, dimana bila seseorang bisa menjalankan zuhud dengan baik maka dia juga akan terhindar dari apa yang membuat dia tidak bisa istiqomah dalam bertaubat (zuhud disini adalah ketika hatinya tidak terpengaruh oleh duniawi, tetapi tidak berarti miskin). Bila taubat tidak bisa dilakukan dengan benar maka rusaklah maqomah yang lainnya, bangunan yang dia bangun tidak kokoh dan mudah roboh.

Muhammad ibn Inan berkata bahwa “Siapa yang istiqomah bertaubat, tingkat spiritualitasnya akan naik hingga tidak terbatas. Orang itu akan mendapatkan apa yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Begitupun kebalikannya, siapa yang tidak istiqomah maka dia sama sekali tidak akan mendapatkan nilai lebih, dia tidak akan mendapatkan apa-apa.” Ini berarti siapa yang ingin mendapatkan sesuatu yang istimewa hendaklah dia beristiqomahlah dalam bertaubat dan melakukan hal-hal yang diperintahkan Allah. 

Seseorang yang tidak mampu menjaga pikirannya dari maksiat, dari angan-angan buruk bahkan dalam sholatnya masih memikirkan hal buruk sehingga sholat yang dia dirikan tidak khusyu’ maka dia kurang beristighfar, dia kurang khusyu’ dalam beristighfar. Membacalah istighfar sesering mungkin, bila sudah banyak membaca istighfar namun pikiran buruk itu masih ada maka tidak ada kekhusyu’an dalam membaca istighfar yang banyak itu. Nabi Muhammad beristighfar sedikitnya seratus kali setiap hari, maka apakah kita tidak malu jika hanya beberapa kali beristighfar dalam sehari?

Allah sendiri yang memerintahkan Nabi Muhammad untuk beristighfar secara istiqomah. Kemudian Nabi menjanjikan bagi siapa yang mengistiqomahkan membaca istighfar selepas sholat, dia akan dijauhkan dari kesempitan hati, akan dihilangkan kegalauan dan diberikan rizki dari sesuatu yang tidak dia duga. Allah begitu pemurah, bila ingin rizki diluaskan dan hati dilapangkan maka perbanyak dan istiqomahlah dalam beristighfar.

Anggota badan yang dzohir dan batin perlu kita ajak intropeksi di setiap pagi dan malam hari. Seperti yang disarankan dalam kitab Bidayatul Bidayah, setiap akan tidur berwudlu lalu membaca do’a – do’a. Kemudian berfikir apa saja yang telah dilakukan seharian ini, sudah lebih banyak melakukan hal baik atau justru lebih banyak melakukan hal-hal buruk. Sehingga bila setiap sebelum tidur kita mengintropeksi diri maka tidak ada istilah ketiduran dan tidur kita akan berkualitas.

Intropeksilah diri kita setiap harinya, renungkan untuk apa mulut, mata, telinga dan anggota badan kita digunakan, untuk hal baik atau hal buruk. Bila seseorang mengintropeksi dirinya setiap hari maka dia tidak akan “kedlurung”, dia tidak akan melakukan kesalahan yang berulang ulang, dia tidak akan melakukan kesalahan yang sama berbulan-bulan. Kita melakukan kesalahan jangka panjang dan tidak merasa hal itu salah disebabkan karena kita jarang mengevaluasi diri kita. InsyaAllah bila setiap malam kita mengintropeksi diri maka kita akan menyadari kesalahan kita dan tidak melakukannya di hari esok.

Apabila selama sehari kita telah melakukan hal-hal baik maka jangan menyombongkan diri. Cukuplah bersyukur dan berjanji besok berusaha melakukannya lagi atau lebih meningkatkan perbuatan baik tersebut. Apabila selama sehari kita sadar telah berbuat dosa maka segeralah menyesal, segeralah beristighfar. Kemudian bersyukur kepada Allah karena kita bisa bertaubat, Allah memberikan kita kesadaran dan Allah memberi kita kesempatan untuk memperbaikinya di hari esok. Lalu jangan lupa untuk bersyukur karena Allah tidak memberikan penyakit atas anggota badan kita yang telah kita gunakan untuk melakukan maksiat.

Thursday, April 23, 2020

Anak adalah Cerminan dari Sebuah Keluarga

Sampul depan buku

Judul : Si Anak Cahaya
Penulis : Tere Liye
Co-author : Sarippudin
Editor : Ahmad Rivai
Tahun : Cetakan ke 2, Maret 2019
Penerbit : Republika
ISBN : 978-602-5734-54-0
Fisik : 421 hlm; 21 cm

Anak adalah cerminan dari sebuah keluarga. Kalimat itu benar sekali, dalam novel ini Tere Liye mengisahkan tentang Nurmas, seorang anak perempuan yang hidup dalam keluarga dengan pemahaman hidup yang kokoh. Nurmas, panggilannya Nung, anak dari ibu Qaf dan pak Yahid, dia memiliki seorang adik bernama Unus. Bersama teman-teman terbaiknya (Jamilah, Siti, Rukayah) Nung menjalani masa kecilnya yang bahagia dan ceria. Bersekolah dan mengaji dari guru-guru terbaik, yaitu Pak Zen dan Kakek Berahim. Aku akan mencoba menceritakan beberapa kisah yang aku suka dari novel ini. Tambahan, latar waktu cerita ini adalah ketika usia Republik Indonesia masih belia.

Cerita dimulai dengan tentara yang melakukan seleksi keanggotaan baru ke desa-desa pelosok, salah satunya ke desa Nung. Nung adalah anak yang cerdas dan mudah bergaul dengan siapa saja, termasuk pada Letnan Harris. Nung bertanya pada Letnan Harris, apakah mungkin seorang perempuan menjadi pahlawan, dan beliau sangat mengiyakan, karena banyak sekali pahlawan perempuan Indonesia yang mengangkat senjata untuk memperjuangkan kemerdekaan. Letnan Harris juga memuji nama Nung, dia berkata “Nama kau Nurmas, itu nama yang indah sekali Nur itu cahaya, mas atau emas itu logam mulia yang berharga. Aku harap, suatu saat cahaya dan kemuliaan kau akan menyatu, berkilau.”

Kemudian cerita mengenai Nurmas dan Datuk Sunyan, perlu diketahui Nurmas dan keluarganya sangat taat beragama. Ketika bapaknya sakit dan Datuk Sunyan hendak mengobati bapaknya, ibu Qaf dan Nung segera menghadang. Untung saja ketika itu ada dokter tentara yang dibawa Nung untuk membantu mengobati bapaknya, pak Yahid pun sembuh selepas meminum obat dari dokter. Perihal jimat ini berlanjut ketika banyak sekali orang tua yang menyuruh anaknya memakai jimat untuk menolak balak, hal ini membuat cemas kakek Berahim karena anak-anak bahkan membawa jimat ketika mereka mengaji. Kakek Berahimpun memarahi dan menasehati mereka “Buat apa kalian mengaji kalau masih menduakan Tuhan? Kalian pikir semua bumbu dapur itu bisa melindungi kalian dari marabahaya? Kecuali marabahanya kelaparan, itu mungkin masuk akal bisa diatasi bumbu dapur. Sekarang mari kita baca Surah Al-Ikhlas. Lantangkan dengan lisan, pahami dengan otak, maknai dengan hati.”

Masalah kembali muncul ketika Jamilah tetap saja membawa jimat kesekolah dan ini membuat resah Nung dan kawan-kawan yang lain. Akhirnya Nung mengambil jimat itu diam-diam, tapi suatu hari Jamilah mengetahuinya dan membuat hubungan persahabatan mereka merenggang. Akan tetapi bukan Tere Liye namanya kalau tidak bisa mengarahkan kisah persahabatan itu dengan bijak dan apik. Dalam masalah jimat ini, ada kalimat kesimpulan yang dikatakan oleh dokter Van Arken, yaitu “Aku tidak tahu apa maksud jimat ini, Nak. Yang aku tahu persis, bila dua teman sedang marahan, salah paham, jika besok lusa mereka berbaikan, mereka akan menjadi semakin dekat dan saling memahami. Itu selalu spesial. Selalu menyenangkan melihat persahabatan sejati.”

Bab berjudul Harga Sebuah Pilihan adalah salah satu bab yang menarik perhatianku, manakala pak Yahid menceritakan kepada Nung, masa mudanya yang bisa dibilang sedikit kelam. Waktu itu, masih zaman kolonial Belanda dan Yahid muda mengikuti PKI, membuatnya menafikkan agama dan marah terhadap bapaknya sendiri yang merupakan seorang imam masjid. Yahid memutuskan keluar dari kampungnya dan dia mengabdikan dirinya hingga menjadi kamerad terhebat. Suatu malam dia dan kameradnya yang lain menyerbu perkumpulan “sok alim”, akan tetapi serdadu Belanda mengetahui kegaduhan itu. Belanda menyerang, Yahid tertembak dan ditinggalkan teman-temannya. Yahid ditolong oleh perkumpulan “sok alim” itu (salah satunya adalah Qaf), setelah sembuh Yahid kembali ke markasnya. Namun dia justru mendapatkan hinaan dari Dalukas dan kamerad yang lain dan disaat yang hampir bersamaan markasnya diserbu Belanda, anak Dalukas tertembak dan Yahid kabur dari hingar bingar itu. Cerita berlanjut ketika Yahid ditangkap Belanda dan akhirnya diasingkan selama tiga tahun, dimasa pengasingan inilah Yahid mengalami titik balik dalam hidupnya. Yahid diasingkan bersama Kyai, di tahun ketiga akhirnya Yahid mau membuka hatinya untuk bertaubat kepada Allah. Ketika Yahid bertanya masihkan ada ampunan untuknya, sang Kyai dengan bijak menjawab “Ampunan Tuhan seluas langit dan bumi ini, Nak. Selalu ada ampunan bagi orang-orang yang kembali.”

Dalam bab Harga Sebuah Pilihan, aku juga suka bagian ini, ketika Nung bertanya mengapa Dalukas bisa sejahat itu, memengaruhi teman-temannya bahwa Tuhan tidak ada. Dan Pak Yahid menjawab :
“Itulah pentingnya kita selalu mau saling mengingatkan, saling menasehati, Nung. Sekali kita merasa paling benar, lantas menuduh orang lain bodoh, maka perlahan kita bisa berada di titik yang sangat berlebihan. Kita mulai memaksakan kehendak, mulai melakukan kekerasan. Itulah yang terjadi pada Dulikas dan Bapak awal-awalnya. Buku-buku yang kita baca, orang-orang yang kita dengarkan, perkumpulan yang kita ikuti, akan membentuk perangai kita hingga tega melakukan apapun.”

Kisah menakjubkan selanjutnya dari Nung dan teman-temannya adalah ketika mendapatkan tugas matematika tentang pentingnya angka. Nung memilih permasalahan menganai data panen beras yang buruk serta bagaimana dampak untuk kedepannya. Dalam menjelaskan alasannya, Nung berkata “ Angka bisa digunakan untuk menghitung secara tepat berapa hasil panen padi seluruh kampung tahun ini. Angka juga bisa digunakan untuk menghitung secara tepat berapa jumlah kebutuhan penduduk kampung setahun kedepan hingga panen berikutnya. Setelah dua angka ini diperoleh, kemudian dibandingkan, kita bisa mengetahui secara persis seberapa serius kekurangan beras setahun kedepan. Angka-angka ini akan menujukkannya.”. Karena usulan inilah Pak Zen meberikan tugas bagi seluruh murid kelas enam untuk mendata seluruh persediaan beras yang dimiliki warga kampung.
Setelah menghadapi segala kesulitan dalam mendata beras, Nung dan kawan-kawannya berhasil mengumpulkan data itu. Kemudian Pak Zen memutuskan untuk mengolah kelanjutan data ini dan benar, buruknya hasil panen berdampak paceklik. Akhirnya warga kampung melakukan musyawarah untuk menanggulangi paceklik yang akan segera terjadi. Nung yang juga mengikuti rapat kampung, ketika pulang dia masih merasa khawatir dan bapaknya menenangkannya dengan berkata “Selalu ada jalan keluar, Nung, sepanjang kita terus tekun berusaha. Dan lihatlah, malam ini kita berkumpul bersama, memutuskan banyak hal, itu karena ada yang telah tekun berusaha lebih dulu. Itu kau Nung yang memulainya, dengan berkeliling kampung bersama teman-teman terbaik, menghitung jumlah persediaan beras penduduk. Bapak bangga sekali.”

Ada banyak lagi kisah menakjubkan dari Nurmas ini, bacalah bukunya, nikmati alur yang disediakan. Menikmati novel ini membuat kita merasa alam Indonesia ini begitu kaya, dan membuat kita lebih percaya bahwa akhlak baik itu nyata adanya bila lingkungan sekelilingnya menghendaki untuk mendidik anaknya agar berakhlak mulia. Seperti yang dituliskan di bagian sampul buku (yang aku sangat setuju), serial buku ini adalah mahkota dari puluhan karya Tere Liye.


Taubat Itu Bertingkat

Sampul Kitab Al-Minahus Saniyyah

Ngaji Kitab Al-Minahus Saniyyah 
Ditulis oleh Syekh Sayyid ‘Abd al-Wahhab asy-Sya’rani

Ngaji bersama Ustadz Khudori, PP Al-Azkiya’

1 Ramadhan 1441H : Bagian Muqoddimah

Kitab ini terkait dengan wasiat dari guru sang penulis bernama Syekh Ali Abu Ishak Ibrahim al-Maqbuli, dimana beliau mewasiatkan nasehat mengenai taubat. Dimana taubat itu hukumnya wajib dan mengharamkan dalam berlebihan dalam berbuat dosa. Tetapkan niat dan bertaubatlah secara istiqomah. 

Taubat itu apa?
Taubat adalah meninggalkan sesuatu yang tercela menurut syariat, diganti dengan melakukan hal yang baik menurut syariat.

Taubat itu bertingkat.
Dalam taubat ada permulaan serta puncak taubat, semua bertahap dengan tingkatannya masing-masing.
>>Pertama, taubat dari dosa besar, bila Anda ingin bertaubat maka segera tinggalkanlah dosa besar (seperti membunuh, musyrik, dll).
>>Kedua, taubat dari dosa kecil (seperti menggunjing). 
>>Kemudian, tinggalkan perbuatan makhruh.
>>Lalu, tinggalkan sesuatu yang kurang baik atau kurang etis (seperti makan dengan berdiri).
>>Kemudian, bertaubatlah dari melihat bahwa diri sendiri lebih hebat dibandingkan orang lain atau biasa disebut sifat ujub. Begitupun sebaliknya, bertaubatlah dari sifat rendah diri, dimana melihat diri sendiri yang paling terbelakang atau merasa paling buruk dibandingkan orang lain.
>>Lalu, bertaubatlah dari perasaan benar telah melakukan hal yang benar, hal seperti ini penting untuk kita renungkan untuk kemudian kita taubati.
>>Kemudian kita bertaubat dari segala rencana atau pemikiran yang sekiranya tidak diridhoi oleh Allah. Manakala kita merencanakan hal yang buruk atau merencanakan berbuat curang, maka segera bertaubat, segeralah ber-istighfar.
>>Puncak dari taubat adalah ketika kita lupa dari mengingat Allah (walau hanya sekejap) kita sudah merasa sangat berdosa, karena ketakutan bila lupa dari mengingat Allah akan terjatuh pada kekuasaan selain Allah.

Indikator Taubat 
Dalam Al-Qur’an, taubat dari nabi Adam yang diterima oleh Allah adalah ketika Nabi Adam mengakui dan menyesali dosa yang telah dia lakukan.
Maka, manakala seseorang telah mengakui dan menyesal akan apa yang telah dilakukannya, maka telah sah taubatnya. Selanjutnya, ijtihad dari ulama adalah setelah mengakui dan menyesali perbuatannya maka orang itu tidak akan mengulangi kesalahannya.
Bagian tidak mengulangi kesalahan ini memang tidak disebutkan secara eksplist dalam Al-Qur’an. Akan tetapi para ulama berpendapat bahwa apabila seseorang telah menyesal atas sesuatu pasti dia tidak akan mengulanginya kembali, bila dia masih mengulangi berarti penyesalannya belum benar. Dalam istilah jawa sering disebut “tobat lombok” dimana orang tersebut masih mengulangi dosa setelah bertaubat.

Kalau kita bertaubat, dosa apa yang dimaafkan?
Sesungguhnya dengan bertaubat yang akan diampuni adalah dosa yang terkait dengan Allah. Semua perbuatan maksiat, semua dosa-dosa insyaAllah akan diampuni oleh Allah, kecuali syirik. Syirik yaitu menduakan Allah dalam hatimu (seperti kita percaya Allah dan percaya jimat pemberian dukun).
Dosa kepada manusia tidak diampuni, itu urusan lain. Dosa harta berupa hutang harus dibayar dan diselesaikan segera. Dosa harga diri berupa menggunjing, merendahkan orang lain, memfitnah, mencemari nama baik, maka harus langsung meminta maaf kepada orang yang bersangkutan. Apabila kita sudah menggunjing atau melukai hati orang lain tapi kita sudah tidak ada kesempatan untuk meminta maaf, maka hendaklah membaca qs Al-Fatihah, qs Al-Ikhlas, qs Al-Falaq dan qs An-Nas masing-masing sebanyak tujuh kali dengan pahalanya ditujukan kepada orang yang bersangkutan. Hal ini dilakukan bila memang tidak memungkinkan untuk meminta maaf, dan akan menambah masalah jika kita meminta maaf, diharapkan pahala atau berkah dari surat yang kita baca bisa menjadi pertanggung jawaban kita di yaumul hisab kelak.


.

Dalam rangka Bulan Ramadhan ini, Insya Allah Ustadz @khudori.soleh akan mengaji dan mengkaji kitab " al-Minah al-Saniyah ", Setelah Shalat Tarawih, Secara Live di IG Pondok @pp.alazkiya dan FB Pondok Al Azkiya Malang . .

Monggo Dipersilahkan, Para Santri atau Alumni maupun di Luar Santri diharapkan Bisa Mengikuti kegiatan Mengaji ini. .
.
Mari di Bulan yang Penuh dengan Keberkahan ini kita berlomba-lomba dalam menjalankan Ibadah dan Kebaikan. 🤲
https://www.instagram.com/p/B_SR4gzJdFi/?igshid=1eid6jz02idzb

Ulasan tentang Kitab Al-Minahus Saniyyah  bisa dibaca di : 
https://nahdlatululama.id/blog/2018/09/17/kitab-al-minahus-saniyyah-karangan-syekh-sayyid-abd-al-wahhab-asy-syarani/

Tuesday, April 14, 2020

Mengukur Panjang Gelombang Cahaya

Sekilas mengenai percobaan berjudul "Mengukur Panjang Gelombang Cahaya"

Tujuan Praktikum
1. Mengukur panjang gelombang cahaya. 
2. Menentukan perubahan spektrum cahaya. 

Alat Praktikum

Alat Praktikum
1. Sumber cahaya, berupa lampu neon yang mengeluarkan cahaya putih, yang mana cahaya putih ini sebagai objek yang akan dikaji pada praktikum ini
2. Bangku optik, berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan piranti optik berupa lensa, untuk meletakkan kisi dan meletakkan layar putih
3. Kisi 80 line adalah kisi yang berfungsi untuk mendifraksikan cahaya dari sumber cahaya
4. Karena sifat cahaya adalah menyebar lurus, maka digunakan slide diafragma satu celah yang berfungsi untuk mengambil satu garis cahaya yang nantinya akan didifraksikan pada kisi 80 line
5. Filter warna berfungsi untuk mengubah warna putih pada sumber cahaya, filter warna berbentuk slide yang disisipkan di depan sumber cahaya. Filter warna inilah yang akan menjadi variabel bebas pada praktikum kali ini. Filter warna yang digunakan adalah filter berwarna hijau dan merah (filter warna biru tidak digunakan karena nilai lamda yang dihasilkan terlalu rendah dibandingkan dengan filter warna yang lain)
6. Layar putih berfungsi untuk menangkap cahaya yang telah didifraksikan oleh kisi 80 line. Pada layar putih akan dihitung nilai dari e nya. 
7. Lensa +100 dan lensa +50 fungsinya adalah untuk mensejajarkan sinar yang datang dari sumber cahaya dan memfokuskan sinar tersebut agar dapat didifraksikan dengan sempurna oleh kisi 80 line. 
8. Power supply berfungsi sebagai sumber energi listrik yang menghidupkan sumber cahaya berupa bohlam lampu neon
9. Meteran ada di atas meja optik, berfungsi untuk mengukur jarak antara alat yang digunakan, akan tetapi pada praktikum ini data yang perlu diukur oleh meteran hanyalah jarak antara kisi 80 line dengan layar putih
10. Penggaris digunakan untuk menghitung nilai e dari hasil difraksi cahaya yang ditangkap oleh layar putih


Untuk prinsip kerja praktikum :
Sumber cahaya putih akan dihalangi oleh filter warna yang akan menyebabkan spektrum cahaya putih berubah sesuai filter warna yang digunakan. Cahaya menyebar, kemudian ketika cahaya melewati celah tungal maka hanya akan dihasilkan satu garis cahaya lurus. Kemudian cahaya akan disejajarkan dan difokuskan ketika melewati lensa +50mm. Setelah itu, cahaya tunggal akan lebih difokuskan ketika melewati lensa +100mm. Kemudian ketika cahaya melewati kisi 80 line, cahaya mengalami difraksi. Hasil dari difraksi pada layar akan tampak pada layar putih. Apabila hasil difraksi terlihat buram, maka layar putih perlu digeser ke kanan atau ke kiri sampai mendapatkan hasil difraksi cahaya yang fokus. 
Kemudian diukur jarak antara kisi 80 lines dengan laya putih menggunakan meteran dan diukur nilai e yang ada di atas layar putih menggunakan penggaris. Setelah itu dianalisis bagaimana perubahan spektrum warna yang terjadi ketika slide warna diubah atau divariasikan.


(Tulisan ini adalah pengantar dan petunjuk praktikum yang diberikan oleh asisten labolatorium ketika praktikum online akibat pandemi Covid-19) 

Berdo'a kepada Allah Melalui Kanjeng Nabi Muhammad SAW

 Oleh : KH Syaifuddin Zuhri Tempat : Masjid Al-Azhar Turen Usaha kita yang pendosa ini adalah berusaha dan berdo'a, meminta wasilah kubr...