“Kalau ingin meraih keindahannya harus siap dengan pahitnya.”
Nasehat dari Syeih Hazrat Khan, yaitu hidup itu ada baik, ada buruk, ada naik, ada turun.
Ketika menemui kegagalan dalam hidup, maknai kegagalan itu sebagai sarana evaluasi, agar pada kesempatan berikutnya bisa lebih baik lagi. Karena kemalangan terbesar adalah saat kita berhenti mencoba, tidak bergerak kemanapun. Ingat, hidup ini adalah sebuah perjalanan, yang ditengah-tengahnya terdapat pelajaran, dan pelajaran yang baik adalah pelajaran yang mengubah dirimu menjadi lebih baik.
Hidup ini proses perubahan dan perjalanan. Kalau kita tidak bisa menikmati perjalanan dan perubahan, maka akan sangat menderita dalam hidup.
Menikmati perjalanan hidup artinya adalah menikmati perubahan situasi. Apabila mental kita siap menghadapi perubahan situasi, sepahit apapun pengalaman yang ada maka kita siap dan tetap bisa gembira.
Semakin banyak yang bisa kita tanggung, semakin banyak yang akan dibebankan kepada kita.
Manusia itu semakin tinggi levelnya, semakin tinggi kualitasnya maka akan semakin berat ujiannya. Tapi ingat, tidak ada beban yang melebihi kapasitas kita, pasti cukup, kecuali kita cengeng. Allah menguji kita kerena Allah sayang sama kita, supaya kita tambah tangguh dan kuat. Jadi, jangan mengeluh kalau beban hidupmu ditambah, mungkin Allah ingin kamu jadi hebat lewat beban seberat itu. InsyaAllah, beban itu tidak akan melebihi kapasitasmu, kamu pasti mampu, asal kamu tidak manja!
Tidak apa beban semakin berat, ini tanda kamu akan jadi makin kuat.
Nasehat dari Syeih Syamsuddin At-Tabrizi, yaitu apapun yang terjadi dalam hidup kamu, tidak peduli betapapun sulitnya hal itu, jangan putus asa.
Karena ketika kamu putus asa, itu tanda bahwa kamu tidak percaya lagi pada Allah. Saat putus asa kamu lupa bahwa ada Allah, dan bagi Allah apa yang tidak mungkin? Dalam Al-Qur’an putus asa itu disebut “kekufuran” yang berarti dia melupakan Allah atau tidak percaya dengan kekuasaan Allah. Ingat, Allah itu MAHA KUASA, jangankan membuka pintu, membuat pintu baru Allah bisa. Tiada yang mustahil bagi Allah, dimana Allah bisa memperjalankan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha dalam waktu semalam.
Seorang Sufi bersyukur bukan hanya atas apa yang diberikan kepadanya, tetapi juga atas semua yang telah tertolak darinya.
KESABARAN tidak berarti bertahan secara pasif, sabar berarti berpandangan jauh ke depan untuk mempercayai hasil akhir dari suatu proses.
Sabar itu bagai melihat duri dan kemudian melihat bunga mawar, melihat malam dan kemudiann melihat fajar. Para pecinta Tuhan tidak akan kehabisan kesabaran, karena mereka tahu bahwa butuh waktu agar bulan sabit menjadi bulan purnama. Jadi, kalau kamu kehilangan kesabaran, hidupmu akan sangat berat. Karena mode hidup itu naik turun, tidak mungkin orang hidup itu senang terus (meski kamu inginnya begitu). Hidup itu kadang senang, kadang sulit, dan itu wajar, maka siaplah untuk menghadapi hidup yang seperti itu.
Kalau kamu inginnya hidupmu senang saja, ya siap-siap hidupmu banyak depresi.
Jadilah orang normal saja, wajarnya kita mencari kebahagiaan, tapi kita sadar hidup ini ada kesulitan, ada masalah, ada naik dan turunnya juga.
No comments:
Post a Comment