Thursday, March 21, 2024

Catatan Pembelajaran dari Al-Haram : Sabar


Catatan (1) : Sabar


Kata SABAR ini memang sangat tiada batasannya. Dalam menjalani apapun yang tidak sesuai dengan keinginan, haruslah sabar. Menyikapi keadaan yang membuat hati remuk, haruslah sabar. Menerima ketentuan yang berlaku tapi sangat mengecewakan, haruslah sabar. 


"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah: 153)


Betapa sangat amat jelas perintah Allah untuk menjadikan sabar dan sholat sebagai penolong. Dengan berbagai alasan untuk menyerah dan marah-marah selalu harus ditamengi sabar agar tidak keluar batas. Tentunya, jangan anti untuk diingatkan, ikhlaskan hati untuk mendapatkan pengingat. 


Ya, sabar tanpa teman perjalanan cenderung sulit karena mengingatkan diri sendiri sesungguhnya lebih sulit dibanding mengingatkan orang lain. 


Ada banyak kisah dari perjalanan kali ini yang menuntut rasa sabar. Mari saya sebutkan beberapa. 


>> Ada waktu itu saat dimana hati sempat khawatir (atau mungkin kecewa) karena tidak bisa masuk ke raudah. Percobaan pertama, tidak bisa masuk karena tertinggal teman-teman yang berencana masuk raudah ba'da subuh. Percobaan kedua lewat jalur tasrek, gagal karena ada Prince Saudi yang sedang berkunjung ke Madinah. Betapa terasa risau hati dan fikiran kala itu. Tapi sang mutawif menyemangati bahwasanya setiap jengkal tanah Madinah adalah taman-taman surga. Alhamdulillah, dengan izin dan rahmat Allah, akhirnya di malam terakhir di Madinah, kami mendapatkan sebuah kesempatan (mungkin semacam kompensasi bagi jalur tasrek) untuk masuk ke raudah. 


>> Saat seseorang sudah berihram, ada beberapa larangan yang harus kita patuhi. Ada suatu waktu dimana saya merasa sangat amat jengekel, lelah dan ingin marah-marah. Tapi orang yang ihram tidak boleh marah-marah dan misuh-misuh. Ya Allah, menahan diri untuk tetap taat ternyata berat. Alhamdulillah, dzikir demi dzikir terus menerus diucapkan oleh pembimbing umroh, saya yang mendengarkan lewat earphone harus pula mengikuti dzikir tersebut. Mengenangkan hati, lewat berdzikir kepada Yang Membolak-balikkan Hati adalah jalan terbaik. 


2-11 Ramadhan di Al-Haram 1445 H




Jalan Jauh untuk Pulang


Jalan jauh untuk pulang kepada Sang Pencipta. Sudahkah kita menyiapkan perbekalan yang paling baik dan layak? Sudah layak kah, sudah siap kah kita mempertanggungjawabkan catatan perbuatan kita? 


Ternyata meskipun dunia ini berat, masih lebih berat perjuangan menuju pulang kepada Allah. Bagaimana kita akan mempersembahkan bekal di dunia ini jika niatan berbuat baik masih saja diselubungi oleh harapan dibalas baik oleh manusia itu? Ya Allah... 


Perjalanan di tanah haram ini sesungguhnya mengajarkan kita untuk refleksi iman, akhlak dan niat. Iman kita apakah semakin kokoh dengan adanya bukti nyata napak tilas sejarah Nabi Allah? Akhlak kita apakah terus menerus baik dengan perlakuan manusia lain yang berseberangan dengan sikap kita? Niat kita apakah terus lurus dalam beribadah hanya kepada-Nya? 


Apa yang sesungguhnya kau ingin bawa serta dari perjalanan menuju pulang? Selepas ini akan kau hadapi lagi kenyataan hidup yang kadang penuh drama berserta kesalahannya. Sekuat apa akan kamu istiqomah kan kebaikan yang selama di tanah haram kamu kerjakan? 


Jika kau kembali bermalas-malasan, betapa sangat amat sia-sia perjuangan mu untuk ke tanah haram dan tiada arti pula usaha ibadah selama di tanah haram. Apakah semua kekuatan yang kamu himpun selama ini bisa menggedor pintu hatimu untuk berikrar terus istiqomah dalam kebaikan? Kuatkah kamu menahan hawa nafsu duniawi untuk kemudian ditukar dengan rindu kepada Allah dan Rasulullah? 


Mekkah, 11 Ramadhan 1445 H


 

Wednesday, March 13, 2024

Kisah Saydinna Umar dan Burung Emprit


 




Umroh ini adalah kenikmatan dan anugerah dari Allah. Jadi harus bahagia semuanya agar bisa menjalani anugrah dari Allah dengan sebaik-baiknya. 

Bulan Ramadhan adalah bulan Rahmat. 10 hari pertama adalah hari Allah menurunkan Rahmat-Nya. 10 hari kedua Allah memberikan maghfirah. 10 hari terakhir Allah menyelamatkan kita dari siksa neraka. 

Rasulullah bersabda kepada umat beliau untuk menyayangi makhluk-makhluk Allah, agar kita disayangi oleh Allah dan malaikat Allah. Pada intinya kasih sayang yang kita sebarkan, kita curahkan kepada siapapun, dampak terbesar adalah untuk diri kita sendiri. 

Bersedekah itu manfaat terbesarnya adalah untuk diri kita. Sepertinya kita yang dirugikan, tapi sungguh tidak! Jangan gunakan ilmu matematika dunia dalam bersedekah. Haqul yakin, 1 riyal yang Anda berikan akan diberikan cashback berlimpah oleh Allah. 

Ada sebuah kisah yang menyebutkan bahwa kisah itu dialami Umar ra. Umar ra adalah orang yang menyerahkan seluruhnya yang beliau miliki untuk Islam. Suatu hari, sayidina Umar berjalan-jalan di kota Madinah. Beliau melihat ada anak kecil mepermainkan burung emprit (mungkin diucel-ucel atau semacam ditali). Melihat hal itu, muncul rasa kasihan kepada si burung emprit. 

Umar kemudian membeli burung emprit tadi dari si anak. Setelah memberikan uang kepada si anak, Umar melepaskan burung emprit tersebut. Setelah Umar wafat, ada jumhur ulama yang bermimpi bertemu Sayidina Umar. Ulama itu menanyakan bagaimana kabar Saydina Umar di kubur "Apakah sekarang panjenengan diperlakukan istimewa oleh Allah karena amal-amal panjenengan?". Jawab Sayidina Umar "Alhamdulillah aku mendapatkan maghfirah dari Allah." Ulama bertanya "Apakah maghfirah Allah karena kedermawanan? Karena keadilan panjenengan? Karena panjenengan meninggalkan dunia?"

Sayidina Umar menjawab "Saat kalian meninggalkan aku sendirian di kubur, datang dua malaikat yang menakutkan. Saat itu juga hilang kesadaran saya. Tulang-tulang ku serasa lepas dan malaikat tersebut bermaksud menanyai saya. Tiba-tiba saya mendengarkan suara yang keras sekali dan menyampaikan 'Wahai dua malaikat, jangan takuti Umar, hari ini Aku ampuni dosa-dosa Umar karena Umar semasa hidup pernah memberi kasih sayang kepada burung emprit.' "


Rasa kasih sayang sangat perlu sekali kita tumbuhkan. Semoga kasih sayang kita terhadap makhluk Allah memberikan maghfirah kepada kita. Kita harus yakin bahwa apa yang kita berikan akan Allah kembalikan kepada kita berkali-kali lipat. 

Ps : memaafkan adalah tanda TAKWA

Pelataran Masjid Nabawi, 4 Ramadhan 1445 H

Tuesday, March 12, 2024

Menyusuri Jalan Tandus, Mengingat Rasa Syukur







Aku adalah seorang manusia, tempat berkeluh kesah. Lelah sedikit sambat, kesulitan sedikit curhat. Tapi, dalam perjalanan kali ini ada berbagai hal yang membuat ku tertampar bertubi-tubi. 


Ya Allah, sebesar itu perjuangan Nabi Muhammad beserta para sahabat untuk hijrah dari Mekkah ke Madinah. Rasulullah beserta para sahabat berhijrah dengan bekal takwa kepada Allah. Bermodalkan segala keterbatasan yang beliau-beliau miliki, berdekap teror dari kaum kafir Quraisy. Bahkan Nabi dan sahabat Abu Bakar harus terlebih dahulu bersembunyi dalam gua saat berhijrah. 


Ya Allah, kami sekarang dengan modal rindu kepada Kanjeng Nabi menuju kota Madinah. Difasilitasi bis berkursi empuk dengan pendingin udara yang sangat sejuk. Masih kah tega hati ini mengingkari nikmat dan mengeluh lelah? Betapa tiada bersyukurnya diri ini berkeluh kesah dan sambatan boyoken.


Wahai jasad, wahai tubuh, kuat-kuatlah engkau! Permudah jiwaku merengkuh kebahagiaan hendak berziarah kepada Nabi Muhammad. 


Ya Allah, tolong kami dalam beribadah dengan baik, dalam kondisi badan yang sehat dan kuat. Ya Allah berkahi kami dengan kesadaran penuh bahwa perjuangan ini adalah bentuk dari panggilan memenuhi rindu kepada Nabi-Mu. Permudahkanlah kami menunjukkan mahabbah, menyajikan rasa cinta kepada Nabi Muhammad yang Engkau muliakan. 


Perjalanan dari Jeddah ke Madinah, 2 Ramadhan 1445 H (tiba-tiba sudah 2 Ramadhan, iya, karena di Saudi Arabia 1 Ramadhan mulai tanggal 11 Maret 2024M) 

Monday, March 11, 2024

Catatan di atas Langit Malam





 Di suatu langit yang aku taksir di atas tanah para Nabi. Alhamdulillah, segala syukur dan puji bagi Sang Pengasih atas makanan yang diberikan kepada kami. Makanan ini disediakan oleh para awak pesawat, dan sebagai suatu hadiah dari Nya, kami bisa menikmati dengan kelzatan tiada tara. 


Terasa pesawat ini bermanuver, bergerak dan terasa getarannya. Membawa kami makin jauh dari tanah air. Dalam pesawat ini, masih terus kami haturkan puja dan puji kehadirat Yang Maha Esa. Segenap doa kami haturkan semoga kami sampai tujuan dengan selamat. 


Semakin mendekati waktu landing, semakin mendekati tanah tempat Nabi Muhammad berjuang demi agama. Ya Allah, tolong bantu kami menyerap segala hikmah dalam menziarahi makam Nabi. Bila diizinkan, berikan kami kesempatan bersua Nabi Muhammad dalam mimpi kami. Harapan besar untuk mendapatkan syafa'at Nabi Muhammad di hari pembalasan adalah tujuan kami. 


Ya Allah jadikan perjalan ini sebagai sarana muhasabah diri, bukan sebagai ajang pamer sana sini. Ya Allah, jauhkan kami dari rasa jumawa karena diberikan kesempatan ini. Ya Allah dekatkan kami pada rasa syukur, rasa qonaah dan kesadaran untuk bertawaduk atas apa yang Engkau takdirkan kepada kami. 


Do'a baik terus kami haturkan, melayang dan menuju pasti hanya kepada Tuhan Yang Maha Segalanya. Atas segala kesalahan yang telah kami perbuat, kami mohon ampun kepada Engkau wahai Ya Gofur. Atas segala kesalahan yang sedang kami perbuat, kami mohon ampun kepada Engkau Ya Gofur. Atas segala kesalahan yang akan kami perbuat, kami mohon ampun kepada Engkau Ya Gofur. 


***


Saat ini sedang aku ingat ibuku di rumah. Betapa mulianya ibuku tersayang. Do'a-do'a baik ibu yang dilangitkan dengan sepenuh hati, perbuatan-perbuatan baik beliau, menghantarkan ku sejauh ini. Ya Allah, berkahkan kebaikan yang berlimpah serta rezeki yang berkah kepada Ibu dan ayah hamba. 

Aamiin


***


Seluruh nikmat ini, tiada akan pernah terwujud tanpa ada do'a ibu dan limpahan rahmat dari Allah. 


***


02:23 waktu Saudi, pak pilot baru saja mengumumkan pesawat ini berada di ketinggian 38.000 km di atas tanah. Dalam waktu 35 lagi pesawat ini akan sampai di bandara King Abdul Aziz. Mbak pramugari mengumumkan 5 menit lagi telah memasuki area miqot. Ya Allah, betapa besar rahmat Engkau kepada kami. Terima kasih banyak Ya Allah, hanya Engkau yang berkuasa memampukan kami beribadah, tolong ridhoi niat ibadah kami Ya Allah. 

***

03:14 waktu Jeddah, Alhamdulillah. 

Suatu tempat di antara langit malam, 1 Ramadhan 1445 H

Di Atas Langit Medan

 Di atas langit medan, pesawat yang kami tumpangi berputar-putar sembari menanti izin mendarat. Sang pilot menyampaikan bahwa dibutuhkan waktu sekitar satu jam sampai pesawat ini mendapatkan izin mendarat. Ku lihat di luar jendela sana, tampak awan kelabu yang tadinya menyemburatkan jingga senja. 


Terlihat jajaran gedung dan pemukiman di bawah sana. Oh betapa sangat indah dilihat dari atas sini, dari jendela kecil yang ada di pesawat terbang. Aku sebenarnya kehabisan narasi dan sastra untuk mendeskripsikan hal ini. Namun izinkan aku untuk mencoba sekali lagi. 


***


Ya Allah, terima kasih, Engkau sampaikan kami kepada bulan Ramadhan yang mulia ini. Hari pertama bulan suci ini, hamba memohon kepada Engkau segala kebaikan. Hanya kepada Engkau hamba berharap Ya Allah... Tolong kami, lancarkan perjalanan kami, sehatkan badan kami dan izin kan kami sowan kepada Baginda Nabi serta Baitullah... 


***


Malam ini, dalam naungan keberkahan dan rezeki yang dilimpahkan oleh Sang Maha Pemurah... Semua semoga dihaturkan dengan dasar kepasrahan kepada Sang Penguasa Alam Raya. Menanti kendaraan yang akan kami gunakan sebagai sarana untuk sampai tempat tujuan.


Merupakan suatu kebahagiaan yang harus dibangun dengan kesadaran penuh. Terus berusaha bersyukur dan menikmati rasa syukur, mensyukuri rasa nikmat. Tiada lupa mengikhlaskan semua ego yang tak selaras dengan keadaan. 


Dari perjalanan ini, mari belajar banyak hal bersama segala rintangan. Jadikan indah semua kejadian yang telah ditakdirkan. Marilah kita membekukan sejenak ego diri. Terlarut dalam hujan berkah yang dihaturkan oleh para malaikat Allah. 








Bandara Kualanamu Medan, 1 Ramadhan 1445 H

Berdo'a kepada Allah Melalui Kanjeng Nabi Muhammad SAW

 Oleh : KH Syaifuddin Zuhri Tempat : Masjid Al-Azhar Turen Usaha kita yang pendosa ini adalah berusaha dan berdo'a, meminta wasilah kubr...